Suara.com - Setelah rekonstruksi pembunuhan di kamar kos Deudeuh Alfisahrin atau Tata Chubby di Jalan Tebet Utara, Nomor 15C, Tebet, Jakarta Selatan, selesai, lalu polisi menggiring guru matematika Rio Santoso ke tempat dia membuang kunci kamar Deudeuh di Stasiun Cawang, Jakarta Timur.
Dari kamar kos ke stasiun, tersangka naik taksi Blue Bird nomor polisi B 1112 ETE.
Dalam rekonstruksi, tersangka mengenakan baju tahanan warna orange dengan penutup muka. Dia duduk di bangku belakang taksi dengan dijaga dua anggota polisi.
Sesampai di TKP, lelaki yang istrinya tengah mengandung itu memperagakan cara membuang kunci kamar.
Reka ulang di stasiun berlangsung sekitar 15 menit. Selanjutnya, Rio dibawa lagi ke Polda Metro Jaya.
Salah satu penyidik menyebutkan dalam reka ulang tadi, ada 27 adegan yang diperagakan tersangka. Sebanyak 25 adegan dilakukan di indekos Dedeuh dan dua adegan di Stasiun Cawang.
Reka ulang diperlukan guna memastikan peristiwa pembunuhan dan melengkapi berkas berita acara pemeriksaan Rio.
Seperti diketahui, Deudeuh ditemukan meninggal dunia di kamar pada Sabtu 11 April sekitar pukul 19.00 WIB. Ia dibunuh malam sebelumnya, Jumat 10 April 2015. Polisi menemukan mayatnya dalam keadaan tanpa busana dengan mulut disumpal kaos kaki dan leher dijerat kabel.
Polisi meringkus Rio di rumah kontrakan, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, saat bersama istri pada 15 April 2015 pukul 03.00 WIB.
Kepada polisi, pelaku yang bekerja sebagai pengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar di Jakarta Barat mengaku membunuh perempuan itu karena sakit hati lantaran dibilang bau badan. Setelah membunuh, dia juga membawa kabur barang-barang berharga Deudeuh.