KPK "Back Up" Novel Hadapi Kasus Hukum di Kepolisian

Senin, 04 Mei 2015 | 17:25 WIB
KPK "Back Up" Novel Hadapi Kasus Hukum di Kepolisian
Penyidik KPK Novel Baswedan saat keluar dari Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (2/5/2015), usai menandatangani berita acara penangguhan penahanan. [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Komisi Pemberantasan Korupsi akan memberikan bantuan hukum kepada penyidik Novel Baswedan yang saat ini dipidanakan oleh Badan Reserse Kriminal Polri terkait dugaan kasus penembakan terhadap pencuri burung walet di Bengkulu tahun 2004.‎
 
Saat ini, Novel mengajukan gugatan praperadilan atas tindakan penyidik Bareskrim melakukan upaya penahanan serta penyitaan barang, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
 
"Kami selalu memberikan bantuan terhadap anggota yang menghadapi masalah hukum," kata Pelaksana Tugas Ketua KPK Taufiequrrachman Ruki usai pertemuan tertutup dengan Jaksa Agung dan Kapolri di Kejaksaan Agung, Senin (4/5/2015).

Ruki mengatakan praperadilan yang ditempuh Novel merupakan hak Novel. Pimpinan KPK, kata Ruki, ikut terlibat dalam proses praperadilan tersebut.

"Itu hak Novel," ujarnya.

Plt Wakil Ketua KPK Johan Budi juga memastikan Novel akan mendapat bantuan hukum dalam menghadapi kasus hukum.

"Kami berikan bantuan hukum, sama ketika kami memberikan bantuan hukum kepada Pak Abraham Samad dan Pak Bambang Widjojanto," kata dia.
 
Seperti diketahui, Novel ditangkap dari kediamannya lantaran dua kali tidak memenuhi panggilan penyidik. Tapi kemudian ia tak jadi ditahan setelah mendapat desakan dari berbagai pihak, di antaranya pimpinan KPK.

Suara.com - Sejak Januari 2015, konflik antara KPK dan Polri yang menyedot perhatian nasional, sudah tiga kali terjadi. Dimulai saat Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan (saat itu) dicalonkan ke posisi kepala Kepolisian Indonesia oleh Presiden Jokowi yang lalu dipersoalkan KPK.

Berikutnya saat Wakil Ketua KPK (saat itu), Bambang Widjojanto, diperkarakan Kepolisian Indonesia, demikian juga dengan Ketua KPK (saat itu) Abraham Samad, dan terakhir penahanan Novel, yang juga anggota Polri. Personalia pimpinan KPK lalu diubah Presiden.

Baswedan ditangkap petugas Bareskrim karena dua kali mangkir dari pemeriksaan atas kasus dugaan penganiayaan hingga mengakibatkan meninggal dunia terhadap seseorang pada 2004.

Dia ditangkap di rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Pusat, pada Jumat (1/5/2015) pukul 00.30 WIB.

Surat perintah penangkapan Novel diregistrasi dengan nomor SP.Kap/19/IV/2015/Dittipidum yang memerintahkan Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia untuk membawa Baswedan ke kantor polisi.

Kasus yang diduga melibatkan Novel ini sudah lama terjadi, pada Februari 2004, Polres Bengkulu menangkap enam pencuri sarang walet, setelah dibawa ke kantor polisi dan diinterogasi di pantai, keenamnya ditembak sehingga satu orang tewas.

Novel yang saat itu berpangkat inspektur satu polisi dan menjabat kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bengkulu dianggap bertanggungjawab karena melakukan penembakan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI