"Kalau dari faktor keluarga, rasanya tidak ada sesuatu yang masalah. Soalnya pagi itu, masih biasa-biasa saja," kata Obon kepada Suara.com, Minggu (3/5/2015) malam.
Sebastian dan istrinya, Samah, selama ini ngontrak di Kampung Cikedokan Barat, Rt 1/2. Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Orang tuanya tinggal Jalan Pulo Sirih Utara Dalam 3, Blok DC, Nomor 93, RT 4/14, Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Kata Obon, Samah juga bekerja di Tirta Alam Segar.
"Almarhum belum punya anak, baru nikah sekitar setahun yang lalu," kata Obon.
Obon menduga motif aksi buruh PT Tirta Alam Segar di kawasan industri MM2100, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ialah ingin menjadi seorang martir perjuangan buruh.
"Kalau saya lihat, dia terlibat banyak memperjuangkan teman-temannya yang mengalami kecelakaan kerja, seperti ada temannya yang tangannya buntung, status kerja temannya enggak jelas, kontrak terus, kemudian temannya dirawat, tapi Jamsosteknya dipotong setelah dirawat. Dia intens perjuangkan itu," kata Obon.
Sebastian juga sangat gigih memperjuangkan hak buruh untuk mendapatkan kesejahteraan.
"Beberapa kali dia terlibat ikut memperjuangkan ke pemerintah, tapi tidak ada tanggapan. Kelihatan dia frustasi," kata Obon.