Jadi Martir Perjuangan Buruh, Inikah Motif Sebastian Bakar Diri?

Siswanto Suara.Com
Senin, 04 Mei 2015 | 07:04 WIB
Jadi Martir Perjuangan Buruh, Inikah Motif Sebastian Bakar Diri?
Ratusan anggota Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) melakukan aksi massa di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (8/2/2015). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polisi sudah memastikan Sebastian Manuputi (32) meninggal dunia karena bunuh diri dengan cara membakar diri, lalu melompat dari atap stadion Gelora Bung Karno dan tubuhnya jatuh di dekat panggung konser musik di Hari Buruh Sedunia, Jumat (1/5/2015) sore lalu.

Namun, sampai sekarang motif sesungguhnya pengurus organisasi Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia tingkat Pimpinan Unit Kerja PT Tirta Alam Segar di kawasan industri MM2100, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melakukan aksi itu belum terungkap.

Koordinator Bidang Organisasi FSPMI Obon Tabroni yakin motif aktivis buruh dari perusahaan yang memproduksi minuman kemasan merk Ale-Ale itu bukan faktor keluarga.

"Kalau dari faktor keluarga, rasanya tidak ada sesuatu yang masalah. Soalnya pagi itu, masih biasa-biasa saja," kata Obon kepada suara.com, Minggu (3/5/2015) malam.

Sebastian dan istrinya, Samah, selama ini ngontrak di Kampung Cikedokan Barat, Rt 1/2. Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Orang tuanya tinggal Jalan Pulo Sirih Utara Dalam 3, Blok DC, Nomor 93, RT 4/14, Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Kata Obon, Samah juga bekerja di Tirta Alam Segar.

"Almarhum belum punya anak, baru nikah sekitar setahun yang lalu," kata Obon.

Obon menduga motif aksi Sebastian ialah ingin menjadi seorang martir perjuangan buruh.

"Kalau saya lihat, dia terlibat banyak memperjuangkan teman-temannya yang mengalami kecelakaan kerja, seperti ada temannya yang tangannya buntung, status kerja temannya enggak jelas, kontrak terus, kemudian temannya dirawat, tapi Jamsosteknya dipotong setelah dirawat. Dia intens perjuangkan itu," kata Obon.

Sebastian juga sangat gigih memperjuangkan hak buruh untuk mendapatkan kesejahteraan.

"Beberapa kali dia terlibat ikut memperjuangkan ke pemerintah, tapi tidak ada tanggapan. Kelihatan dia frustasi," kata Obon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI