Suara.com - Lindsay Sandiford, seorang nenek 58 tahun warga Inggris terpidana mati karena menyelundupkan kokain di Bali, sesumbar bakal menolak menggunakan penutup mata jika nanti akan dieksekusi.
Seperti dilasir dari Independent, Senin (4/5/2015), Lindsay mengaku sedang menyiapkan diri untuk mati seperti para terpidana mati kasus narkoba lainnya di Indonesia yang sempat bernyanyi dan menolak menggenakan penutup mata.
“Bukan karena saya berani, tapi karena saya tidak ingin bersembunyi. Saya ingin mereka melihat saya saat menembak saya,” kata Lindsay dalam sebuah wawancara dengan Dailystar.
Dia juga sekaligus memuji dan menyatakan kesedihan atas kematian terpidana mati asal Australia, Andrew Chan, yang telah dieksekusi pekan lalu.
Seperti Andrew, Lindsay akan menyanyikan lagu saat dieksekusi nanti. Lagu pilihannya bukan “Amazig Grace” seperti Andrew, tapi lagu dari Perry Como berjudulu “Magic Moments”.
Dia juga mengaku mulai menulis surat secara bertahap mulai pekan ini kepada keluarganya di kampung halaman untuk menyampaikan pesan ‘selamat tinggal’.
Menurut Lindsay, dia sudah kehabisan waktu untuk memohon pengampunan atau grasi, apalagi setelah Pemerintah Inggris menolak membiayai upaya hukum lanjutan di pengadilan Indonesia.
Lindsay, asal Cheltenham, Inggris, ditangkap pada 2012 lalu saat mencoba menyelundupkan kokain senilai 1,6 juta Pounsterling, atau hampir Rp30 miliar.
Dia ditangkap saat tiba di Bali dengan penerbangan dari Bankok, Thailand pada Mei 2012.