Suara.com - Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengkubuwono X, untuk pertama kalinya mengeluarkan Sabdaraja pada Kamis (30/4/2015) lalu pukul 10.00 WIB di Siti Hinggil Keraton Yogyakarta.
Dalam prosesi yang berlangsung singkat tersebut digelar secara tertutup bagi media dan publik.
Adik Sri Sultan, Gusti Bendara Pangeran Harya Prabukusumo, kepada suara.com, Minggu (3/5/2015), mengaku tak mengetahui perihal Sabdaraja. Dia mengatakan baru mengetahui soal itu justru dari putri Sultan.
"Saya malah baru tahu dari putri Sultan, saya ditelepon jam 07.00 pagi, tapi karena gak jelas dan kebetulan ada acara ya saya tidak datang," kata Prabukusumo.
Prabukusumo mengatakan ia beserta saudaranya tidak tahu di acara tersebut ada Sabdaraja. Ia hanya tahu pertemuan itu dihadiri keluarga inti Sultan serta keluarga dari ibu Sultan.
Ketika ditanya lebih jauh mengenai apakah Sabdaraja berhubungan dengan suksesi pemimpin keraton, Prabukusumo enggan berkomentar karena menurutnya hal itu sangat sensitif.
Sementara itu menurut informasi yang dihimpun suara.com, isi dari Sabdaraja tersebut memuat lima hal.
Pertama, penyebutan nama Buwono akan diganti Bawono. Kedua, Sultan tidak akan menggunakan gelar khalifatullah.
Ketiga, penyebutan Kaping Sedasa di belakang nama Sri Sultan anak diganti menjadi Kaping Sepuluh.
Keempat, Sri Sultan akan mengubah perjanjian antara pendiri Mataram Ki Ageng Giring dengan Ki Ageng Pemanahan.