Suara.com - Peringatakan Hari Buruh Internasional atau May Day di India tahun ini tidak terlalu menyasar ke pekerja industri atau juga pekerja dewasa. Melainkan menyorot ke pekerja anak.
Sebab industri perfilman di Bollywood banyak memperkerjakan anak-anak dibawah umur untuk menjadi artis. Bukan hanya di film saja, namun sektor industri hiburan lainnya.
Media setempat, Koimoi melansir Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) pernah mengkritik standar buruh di India. Salah satunya ILO ingin meningkatkan kesadaran pemerintah India untuk memperketat aturan keterlibatan anak-anak dalam film.
Isu pekerja anak di India ini sudah ada sejak tahun 1954. Saat itu film-film yang melibatkan anak-anak justru dibuat dengan konsep cerita dewasa. Semisal penuh hubungan percintaan, airmata dan kekerasan.
Belum lama ini, Guardian pun melansir soal isu perbudakan anak-anak di India. Sebab di sana makin banyak pekerja anak yang diambil di desa-desa terpencil di India.
LSM Anti-Perbudakan setepat saja mencatat ada 10.500 anak yang dilaporkan hilang dari desa di kawasan Chhattisgarh di kurun waktu 2011 sampai 2013. Chhattisgarh ini salah satu kawasan termiskin di India. Anak-anak yang hilang di Chhattisgarh itu sebagian kecil dari 135.000 anak yang diyakini diperdagangkan di India setiap tahun.
"Perdagangan untuk seks dan keperluan lainnya selalu ada di India. Tapi perdagangan anak untuk perbudakan domestik merupakan perkembangan yang relatif baru," kata pakar hukum Mahkamah Agung India, HS Phoolka.
Anak-anak India juga dijadikan pekerja paksa disektor pekerja rumah tangga. Maka itu India mempunyai tantangan besar untuk menghentikan perdagangan anak untuk dipekerjakan di sektor formal maupun informal. (guardian/Koimoi)