Suksesi di Kerajaan Arab Saudi

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 01 Mei 2015 | 09:07 WIB
Suksesi di Kerajaan Arab Saudi
Ilustrasi Arab Saudi (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Raja Arab Saudi telah menggeser saudara tirinya sebagai putra mahkota, dan menunjuk keponakannya, sebagai putra mahkota dan menaikkan posisi anaknya menjadi wakil putra mahkota.  Langkah ini dinilai sebagai reposisi paling signifikan dari kekuasaan di Kerajaan Arab Saudi sejak Raja Salman naik tahta pada Januari lalu.

Penunjukan yang diumumkan dalam Keputusan dari pengadilan Kerajaan ini, dinilai akan mendorong generasi baru dalam kerajaan Saudi dan berpotensi membentuk masa depan kerajaan dalam beberapa dekade ke depan.

Sebagai putra mahkota, Mohammed bin Nayef, 55, adalah penerus paling mungkin untuk raja. Pangeran, yang juga menteri dalam negeri, dikenal secara internasional sebagai orang yang berperan penting dalam  kontra-terorisme Arab Saudi. Sebelumnya ia juga wakil putra mahkota.

Dia menjadi yang pertama dari generasinya yang akan diangkat ke posisi tinggi tersebut. Dia telah bertahan beberapa upaya pembunuhan, termasuk satu pada tahun 2009 oleh al-Qaida.

Keputusan Kerajaan juga mengumumkan, putra raja, Pangeran Mohammed bin Salman diangkat menjadi wakil putra mahkota. Mohammed yang diperkirakan berumur 30 tahun ini, saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Sebagai wakil putra mahkota, ia berada di urutan kedua dalam garis takhta.

Kedua pangeran adalah bagian dari generasi cucu dari pendiri Arab Saudi, almarhum Raja Abdulaziz al-Saud yang meninggal pada tahun 1953. Keputusan ini menyebut, penunjukan ini dibuat sejalan dengan prinsip pendirian Kerajaan yakni  "kesinambungan atas dasar pelayanan kepada iman, negara dan rakyat, dan apa yang bagus untuk orang-orang yang setia."

Monarki yang menjadi sekutu setia AS ini, kini menghadapi sejumlah tantangan, termasuk menciptakan jutaan lapangan kerja bagi penduduk mudanya, turunnya harga minyak rendah yang menguras cadangan keuangan, dan ancaman keamanan. (The Guardian)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI