Korban Gempa Nepal Frustrasi dan Marah

Kamis, 30 April 2015 | 12:04 WIB
Korban Gempa Nepal Frustrasi dan Marah
Sejumlah korban tewas gempa Nepal dikremasi di Kathmandu, Nepal, Minggu (26/4). (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebanyakan korban gempa di Kathmandu, Nepal marah dan frustrasi. Kathmandu menjadi kota yang paling parah terkena dampak gempa. Hampir 500.000 orang hidup tanpa kepastian di sana.

Warga marah lantaran, Pemerintah Nepal tidak tanggap dalam memberikan kebutuhan para korban. Kerja pemerintah dinilai lambat, bahkan disebut tidak dapat diandalkan.

Padahal ribuan orang di Kathmandu belum mendapatkan bantuan. Bahkan mereka tidak mendapatkan air bersih untuk minum.

Salah satu pemprotes, Rajana mengatakan dia sudah kelaparan. Tidak makan sejak, Selasa (28/4/2015) kemarin. Stok makanan habis dan mereka harus mencari di antara reruntuhan bangunan.

"Kami sudah kelaparan, kedinginan. Mengapa mereka (pemerintah) begitu lambat?" kata Rajana. Rajana tinggal bersama 2 anaknya di tenda pengungsian.

Rajana juga mendengar banyak kabar jika banyak bantuan asing ke Kathmandu. Namun sampai saat ini bantuan belum dirasakan para pengungsi.

"Saya beranggapan pemerintah kami sama sekali tidak ada. Mungkin mereka sudah lupa, mereka bahkan tidak bisa memberi kita air," kata Rajana.

Laporan Al Jazeera menyebutkan bus utama Kathmandu saat ini banyak ditunggu para warga yang ingin keluar dari kota. Mereka memilih meninggalkan kota dan mengungsi ke sanak saudaranya. Namun bus datang 3 hari sekali.

"Tidak ada satu pun yang membantu kita di sini. Sehingga lebih aman saya pulang. Kami semua khawatir terserang penyakit. Karena kondisi kota tidak aman," kata salah satu warga di stasiun.

Menanggapi hal itu, Menteri Komunikasi dan Informasi Nepal, Minendra Rijal mengaku pemerintah kuwalahan untuk menangani para korban dan pengungsi gempa 7,9 SR itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI