Kartunis Charlie Hebdo Tak Akan Gambar Kartun Nabi Muhammad Lagi

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 30 April 2015 | 11:36 WIB
Kartunis Charlie Hebdo Tak Akan Gambar Kartun Nabi Muhammad Lagi
Kartunis Charlie Hebdo, Renald Luzier (kiri) dalam jumpa pers usai serangan terhadap kantor majalah itu pada Januari lalu (Reuters/Philippe Wojazer).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kartunis majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, mengatakan ia tidak akan lagi menggambar kartun Nabi Muhammad. Renald Luzier, dalam wawancara dengan majalan Inrock, mengatakan bahwa menggambar Nabi Muhammad "tak lagi membuat saya tertarik."

Luzier yang dikenal dengan nama pena "Luz" adalah kartunis yang menggambar kartun Nabi Muhammad di sampul Charlie Hebdo, setelah kantor majalah itu di Paris diserang oleh dua lelaki bersenjata pada Januari silam. Sebanyak 12 orang tewas dalam serangan itu.

"Saya sudah lelah (menggambar Nabi Muhammad), sama seperti lelahnya saya menggambar Sarkozy (mantan Presiden Prancis. Red.). Saya tak akan menghabiskan sisa hidup saya untuk menggambar mereka," kata Luz.

Meski demikian ia menekankan bahwa keputusannya untuk tak lagi menggambar Nabi Muhammad bukan berarti para teroris telah menang.

"Para teroris tidak menang. Mereka akan menang jika seluruh warga Prancis terus ketakutan," tegas Luz.

Luz rencananya akan meluncurkan sebuah buku kartun berjudul "Catharsis", yang akan tentang dirinya setelah pembunuhan terhadap rekan-rekannya.

Majalah Charlie Hebdo selama bertahun-tahun selalu memicu kontroversi. Selain mengejek politikus, rohaniwan dari berbagai agama, dan figur publik lainnya, majalah satir itu paling dikenal karena kerap menggambar kartun Nabi Muhammad.

Dalam agama Islam gambar Nabi Muhammad dilarang dan dianggap sebagai penghinaan.

Pada 2011 kantor majalah itu pernah dilempari bom molotov dan serangan terhadap Charlie Hebdo memuncak pada serangan di Januari kemarin.

Tetapi serangan itu juga membawa berkah bagi Charlie Hebdo. Sebelumnya majalah itu bisa dibilang tak begitu laku di Eropa. Tetapi setelah penyerangan jutaan eksemplar majalah itu berhasil terjual, dari yang biasanya hanya 60.000 lembar.

Kini majalah Charlie Hebdo mendapat sokongan dana puluhan juta euro dari para donatur dan pemodal. Tetapi bagi Luz dukungan finansial itu justru bisa mengancam jiwa majalah satir tersebut.

"Apakah Charlie tetap menjadi sebuah surat kabar politik? Bisakah ia menjadi mahalah berita?" kata dia.

Ia mengatakan mulai September mendatang Charlie Hebdo akan tampil dalam format baru. Tetapi belum diketahui apakah format baru itu akan mengikuti gaya lama majalah tersebut. (BBC)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI