Suara.com - Seratusan personel Satuan Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Jawa Tengah yang diduga sebagai regu tembak masuk ke Pulau Nusakambangan, Cilacap, menjelang pelaksanaan eksekusi sembilan terpidana mati kasus narkoba.
Dari pantauan di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Selasa (28/4/2015), sebanyak enam bus pariwisata yang mengangkut seratusan personel Brimob tampak memasuki Jalan Niaga di depan tempat penyeberangan khusus Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusakambangan itu sekitar pukul 15.00 WIB.
Akan tetapi sesampainya di pertigaan depan Dermaga Wijayapura, keenam bus itu berbelok ke arah Dermaga Holcim yang berjarak sekitar 150 meter sebelah timur Dermaga Wijayapura.
Kedatangan enam bus itupun menarik perhatian sejumlah wartawan yang sedang liputan persiapan eksekusi hukuman mati di Dermaga Wijayapura sehingga mereka segera berlarian menuju Dermaga Holcim.
Sesampainya di Dermaga Holcim, wartawan tidak bisa mengabadikan turunnya personel Brimob dari bus karena bus-bus itu langsung masuk ke dalam area penyeberangan khusus PT Holcim yang dikelilingi pagar tinggi dan pintu gerbangnya ditutup petugas dengan penjagaan ketat.
Kendati demikian, dari luar bus terlihat setiap deret bangku ditempati seorang personel Brimob sehingga masing-masing bus diperkirakan membawa 20 penumpang.
Salah seorang polisi berpakaian preman mengatakan bahwa bus-bus itu merupakan personel Brimob yang akan menyeberang ke Nusakambangan.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inpektur Jenderal Polisi Noer Ali mengatakan bahwa jumlah regu tembak yang akan melaksanakan eksekusi disesuaikan dengan peraturan yang ada.
"Nanti berapa dan kapan waktunya Kejaksaan akan eksekusi, regu tembak 14 kali jumlah itu saja (dengan jumlah terpidana mati)," katanya.
Dengan demikian, jumlah personel yang terlibat dalam regu tembak sebanyak 126 orang karena jumlah terpidana mati yang akan dieksekusi sebanyak sembilan orang.
Kesembilan terpidana mati itu terdiri atas Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria), dan Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina). (Antara)