Suara.com - Terbongkarnya praktik prostitusi terselubung di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, yang salah satunya mempekerjakan anak di bawah umur menambah deretan kasus prostitusi yang mencuat belakangan ini.
Pemerintah Jakarta pun berwacana membuat lokalisasi pelacuran dengan tujuan untuk meminimalisir praktik prostitusi terselubung dan mengontrol kegiatan prostitusi, salah satunya agar tidak memperkerjakan anak di bawah umur. Lantas apa yang memicu anak-anak ini menjadi pekerja seks komersial?
Menurut psikolog sekaligus pemerhati anak, Efnie Indrianie, ada dua hal yang bisa menjerumuskan anak ke dunia esek-esek. Pertama adalah faktor psikologi, dimana anak menyukai tantangan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
"Ketika dijanjikan iming-iming yang menyenangkan dan mereka inginkan, anak-anak akan menyanggupi tantangan yang diberikan. Secara psikologis anak-anak tidak mudah traumatik, senang dengan tantangan dan akibatnya mereka akan terus menerus jadi seperti itu," ungkap Efnie kepada suara.com, Selasa (28/4/2015).
Sementara dari sisi biologis, Efnie menilai anak-anak atau lebih tepatnya remaja bisa memiliki nafsu seks yang besar yang membuat mereka menjadi ketagihan. Jika sudah dipengaruhi hal ini, faktor uang bukan menjadi satu-satunya tujuan mereka terjun ke dalam praktik prostitusi.
"Bisa jadi yang berperan adalah nafsu seks mereka yang tinggi. Sekali, dua kali melakukan mereka akan menjadi addict (ketagihan). Mungkin orang menganggap pemicunya kemiskinan tapi nggak selamanya itu jadi alasan, dua faktor inilah yang menjadi alasan kenapa prostitusi sulit dihentikan," kata dia.