Cerita Menegangkan Terbang Tanpa ATC ke Nepal

Senin, 27 April 2015 | 14:40 WIB
Cerita Menegangkan Terbang Tanpa ATC ke Nepal
Gempa 7,9 SR guncang Nepal. (reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasca gempa dahsyat di Nepal, lalu lintas udara kawasan India dan Nepal sibuk. Banyak orang India khawatir keluarganya di Nepal menjadi korban jiwa gempa 7,9 SR, Sabtu (25/4/2015) kemarin.

Sepenggal cerita datang dari sebuah maskapai penerbangan yang melayani penerbangan New Delhi, India menuju Kathmandu, Nepal. Penerbangan itu, Minggu (26/4/2015) kemarin.

Sejumlah wartawan dan warga Nepal di India tampak sumringah duduk di kursi pesawat IndiGo. Terutama para warga Nepal yang akan bertemu keluarganya di Kathmandu. Kathmandu, kawasan yang paling parah terkena gempa, Sabtu (25/4/2015) sebelumnya.

Seorang pengusaha yang menetap di Minneapolis, Amrit Sharma khawatir dengan kondisi ibunya di Nepal. Namun pria yang lancar bahasa Inggris itu lega mendapatkan penerbangan di sana.

"Saya senang bisa pulang," kata dia.

Wajah dua penumpang lainnya tidak terlalu menggembirakan. Merek muram karena mendapatkan informasi, rumah mereka hancur lebur.

Perbangan awalnya lancari di 20 menit pertama. Setelah itu pilot mengumumkan kabar buruk. Dia kehilangan kontak dengan pemandu penerbangan atau Air traffic control (ATC) di Kathmandu.

"Petugas ATC telah dievakuasi dari bangunan. Kami tidak dapat menjalin kontak," kata si pilot.

Itu artinya ruangan kontrol ATC tidak ada penghuninya. Karena mereka menyelamatkan diri setelah gempa. Terlebih ATC berlokasi di sebuah menara di dekat bandara. Jadi tidak ada satu orang pun untuk memandu penerbangan dari New Delhi.

Mendengarkan kabar itu di atas pesawat, penumpang panik. pilot pun berusaha menenangkan penumpangnya.

"Harap Anda mengerti. Hal ini di luar kendali kita," kata si pilot yang suaranya keluar dari speaker pesawat.

Akhirnya IndiGO itu kembali ke New Delhi. Namun penerbangan tidak dibatalkan. Penumpang diminta menunggu di dalam pesawat.

"Kami tidak diizinkan untuk mendarat. Kami harus mengalihkan ke Delhi," keputusan pilot.

Penumpang menunggu 5 jam di pesawat menanti kabar keputusan maskapai. "Kami mencoba untuk melihat apakah itu mungkin untuk kembali ke Kathmandu," kata si pilot.

Akhirnya penerbangan dilanjutkan. "Kami memiliki izin sekarang, kita akan kembali ke Kathmandu."

Penumpang mengatakan semestinya dari Delhi ke Kathmandu hanya 1,5 jam jarak tempuh. Namun kali ini waktu tempuh penerbangan 9 jam. Terlihat Bandara Internasional Tribhuvan di kota Kathmandu tidak begitu baik. Di sana galap dan sebagian gedung hancur. (timesofindia)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI