Suara.com - Badan PBB urusan anak-anak The United Nations Children's Fund (UNICEF) mencatat hampir 1 juta anak korban gempa di Nepal bernasib sengsara. Mereka hidup dalam keprihatinan.
Dalam siaran persnya, UNICEF mencatat 940 ribu anak tinggal di pengungsian. Rumah orangtua mereka hancur luluh lantah akibat gempa 7,9 SR dan 6 SR, Sabtu (25/4/2015) kemarin.
UNICEF menegaskan mereka butuh bantuan secepatnya. Sebab di berbagai lokasi pengungsian di kawasa Nepal tidak tersedia air bersih dan krisis pangan. Lebih buruknya, listrik di sana padam dan jaringan komunikasi terputus total.
Ribuan pengungsi di sana hanya bisa tidur dan meringkuk tanpa atap. Mereka enggan mengungsi di dalam bangunan, karena takut gempa susulan kembali terjadi.
Nepal yang diselimuti cuaca dingin membuat pengungsi makin tersiksa. Terlebih hujan terus mengguyur kawasan pengunungan itu.
"Krisis ini membuat anak-anak sangat rentan dari penyakit menular yang ditularkan melalui air. Terlebih beberapa anak mungkin telah menjadi terpisah dari keluarga mereka," tulis UNICEF dalam rilisnya, Senin (27/4/2015).
UNICEF sudah mengirimkan bala bantuan ke sana. Mereka fokus pada pasokan air dan sanitasi, gizi, pendidikan dan perlindungan anak. UNICEF juga sudah mengirimkan rumah sakit darurat dan obat-obatan. Semua bantuan itu mempunyai berat 120 ton.
"Kami tahu saat ini ada hampir satu juta anak-anak yang terkena dampak. Kekhawatiran terbesar bagi kami, mereka tidak bisa mengakses air bersih dan sanitasi. Kita tahu bahwa air dan makanan hampir habis," kata Juru Bicara UICEF Christopher. (Reuters/UNICEF/Guardian)