Suara.com - Walau event organizer Divine Production sudah minta maaf kepada publik dan membatalkan acara Splash After Class atau pesta kelulusan anak SMA/SMK yang kemudian dikenal sebagai pesta bikini, persoalan belum selesai.
Kepala Bidang Industri Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Fatah Asyad tidak senang dengan sikap Divine Production yang dinilai tidak mau bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan.
"Kurang ajar benar itu Divine, bubarin aja, kita kecewa benar, kalau mereka datang masalah ini langsung selesai sebenarnya," kata Arie di kantor Dinas Pendidikan dan Pariwisata DKI Jakarta, Kuningan Barat, Jakarta Selatan, Senin (27/4/2015).
Hari ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta memanggil The Media Hotel and Towers dan Divine Production jam 10.00 WIB. Tujuannya untuk menyelesaikan permasalahan rencana penyelenggaraan acara yang kemudian diprotes masyarakat, terutama pengelola sekolah yang dicantumkan dalam promosi acara. Namun, Divine Production ternyata tidak datang.
Arie menambahkan sampai saat ini, Divine tidak pernah merespon dinas.
"Semua SMS dan email tidak dibalas, makanya saya bertanya benar nggak, si Divine ini, makanya saya bilang harus diproses, kita akan cari itu bersama dengan kepolisian," katanya.
Arie juga mengungkap perizinan Divine Production.
"Terakhir kita keluarkan izin pada tahun 2014, dan Divine tidak ada sama sekali memiliki izin untuk jadi EO. Seratusan EO di Jakarta yang terdaftar dan Divine tidak ada," katanya.
Acara yang kemudian dikenal sebagai pesta bikini itu tadinya akan diselenggarakan di The Hotel and Towers, Jakarta Pusat, pada 25 April 2015. Tapi kemudian batal setelah dikecam berbagai kalangan.
Wakil Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta polisi segera menindak event organizer.
"EO ini biar kepolisian nanti (yang menangani). Makanya justru kepolisian ya, ini kita karena hukum, biar mereka (polisi) yang akan menindak," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (24/4/2015).
Djarot juga meminta para guru dan kepala sekolah lebih waspada bila sewaktu-waktu kegiatan serupa muncul lagi.
Pada Kamis (23/4/2015) lalu, Kara, selaku project manager Divine Production, meminta maaf kepada berbagai pihak khususnya sekolah-sekolah yang merasa namanya tercemar karena disangkutpautkan dengan pemberitaan ini.
"Kami dari Divine Production menyatakan bahwa acara nanti tanggal 25 april yang ramai diperbincangkan akan dibatalkan. Kami meminta maaf kepada SMA yang merasa namanya jadi tercemar karena disangkutpautkan dengan berita ini," ujar Kara kepada suara.commelalui sambungan telepon.
Kara juga menyatakan bahwa pencatutan beberapa nama sekolah yang disebut-sebut mendukung pesta tersebut murni kesalahan pihak direksi Divine Production. Ia mengaku bahwa sekolah-sekolah tersebut tidak terlibat kerja sama apapun dengan pihaknya selaku penyelenggara.
"Kami juga menyatakan bahwa sekolah-sekolah SMA tersebut tidak mengikuti atau berpartisipasi dalam acara kami. Itu pure kesalahan dari pihak direksi kami," imbuhnya.
Kara pun membantah bahwa pihaknya menyelenggarakan pesta bikini. Menurutnya lokasi penyelenggaran pesta di area kolam renang membuat pihaknya membuat dress code bertema bikini.
"Tolong digarisbawahi bahwa event yang kami selenggarakan bukan pesta bikini, tapi pool party. Jadi kalau pesta pool party tentu pesta di pool. Bikini termasuk busana untuk renang. Kami anjurkan saja bukan kewajiban," imbuhnya.