Cerita Mencekam WNI yang Suaminya Orang Yaman

Jum'at, 24 April 2015 | 18:02 WIB
Cerita Mencekam WNI yang Suaminya Orang Yaman
WNI yang punya rumah di Yaman, Zaenab Fauzi [suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia yang berada di Sanaa, Yaman, beberapa waktu lalu terkena dampak dari serangan bom. Dua orang Indonesia terluka.

Karena itu, pemerintah pun mempercepat evakuasi WNI di sana. Salah satu dari dua ribu WNI yang sudah berhasil dievakuasi, Zaenab Fauzi.

Zaenab menceritakan situasi di Yaman hingga dirinya bisa keluar dari negara tersebut. Menurutnya, situasi dalam dua tahun terakhir selalu dipenuhi konflik. Ledakan bom dan bunyi tembakan senjata menjadi hal biasa bagi rakyat Yaman. Namun, dalam beberapa bulan ini sudah sangat parah.

"Situasi Yaman saat ini sangat parah, listrik sudah nggak ada, air nggak ada, solar apalagi. Dua tahun ini memang sering terjadi konflik, dan ledakan bom dan bunyi senjata itu sudah hal biasa, tetapi dua bulan terakhir ini sudah parah," kata Zaenab di gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Jumat (24/4/2015).

Menurutnya situasi yang parah tersebut lantaran saat ini penjara-penjara di Yaman sudah dibom semuanya. Karenanya penghuni penjara yang masih selamat berhamburan dimana-mana sehingga ada yang menjadi perampok. Selain itu, masalah asusila berupa pemerkosaan terjadi dimana-mana.

"Iya, kalau selama dua tahun itu, bunyi senjata dan ledakan bom biasa, setiap orang atau keluarga di sana memegang senjata, tetapi saat ini kita menjadi takut karena penjara-penjara sudah dibom. Penghuninya sudah berhamburan kemana-mana, ada yang menjadi perampok, pemerkosa, sudah sangat parah. Sudah gelap, tidak ada air, belum itu ISIS sudah mulai berkuasa," kata ibu yang sudah dua puluh satu tahun tinggal di Yaman.

Meskipun setiap orang bisa memegang senjata, namun ibu beranak empat dari suami orang Yaman tersebut mengaku takut untuk memegang senjata. Kalau terjadi sesuatu, dia langsung meminta bantuan.

"Semua perempuan di sana pegang senjata, di rumah juga ada senjata, tetapi saya takut, saya kan perempuan Indonesia, dan perempuan di sana berani-berani," kata perempuan asli Pondok Gede, Bekasi.

Saat ini, dia mengaku senang dengan bantuan pemerintah yang sudah mengevakuasinya keluar dari Yaman.

Dia menceritakan bagaimana Polri dan rekan Polri yang tergabung dalam upaya percepatan proses evakuasi dengan cepat mengeluarkan WNI dari Yaman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI