Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mendukung pembatalan rencana pesta bikini bertajuk Splash After Class yang diperuntukkan bagi pelajar di sejumlah SMA/SMK di Jakarta dan Bekasi dalam rangka merayakan kelulusan ujian nasional.
"Saya mendukung dibatalkannya acara tersebut, karena bertentangan dengan prinsip-prinsip dan tujuan pendidikan anak Indonesia," kata Yohana Yembise dalam pernyataan pers, Jumat (24/4/2015).
Yohana mengatakan perayaan semacam itu sama sekali tidak mencirikan identitas anak didik Indonesia.
"Serta berpotensi merusak karakter dan menjauhkan generasi bangsa dari keberhasilan meraih masa depan yang harus diupayakan dengan kerja keras, disiplin dan mental yang tangguh," katanya.
Anak-anak Indonesia, tambah dia, dapat mengekspresikan rasa syukur dengan cara-cara yang baik, bukan dengan berpesta bikini seperti itu.
"Saya mengimbau kepada masyarakat, orang tua, serta para guru, agar lebih giat melindungi anak dari berbagai kegiatan negatif, dan mencegah keterlibatan anak dalam kegiatan lainnya yang tidak mendidik, tidak bermanfaat, dan berpotensi menghancurkan masa depannya. Mari selamatkan anak-anak kita, karena mereka adalah masa depan kita semua," katanya.
Sementara itu, pada pemberitaan di sejumlah media massa diketahui bahwa acara tersebut dibatalkan dan pihak penyelenggara meminta maaf kepada sejumlah sekolah di Jakarta dan Bekasi, yang namanya tercantum dalam undangan dan beredar di beberapa media sosial serta pemberitaan belakangan ini.
Penyelenggara menyatakan tersebarnya berita serta kehebohan yang terjadi diakibatkan oleh kesalahan dari tim promosi mereka.
Penyelenggara juga menjelaskan jika dress code asli dalam acara yang rencananya digelar tanggal 25 April 2015 tersebut adalah Summer Dress, semacam gaun-gaun santai dengan tema Pool Party dan bukan bikini.