Serikat Buruh Industri Semakin Lemah

Jum'at, 24 April 2015 | 06:01 WIB
Serikat Buruh Industri Semakin Lemah
Ratusan buruh menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, Rabu (18/2). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gabungan Federasi Serikat Buruh Industri dari Industri All Global Union menyatakan kemampuan serikat pekerja buruh kelas menengah ke bawah dalam berunding dengan perusahaan semakin menurun. Akibatnya banyak hak-hak pekerja buruh tidak terpenuhi.

Pengurus Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan Sahat Butar Butar membuktikan dengan melihat hasil perundingan 100 serikat pekerja dari berbagai industri. Dari 100 sampel Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dirundingkan antara Serikat Pekerja dan Perusahaan, hasilnya tidak ada yang berpihak ke buruh.

"Rata-rata PKB hasil copy paste dari Undang-Undang Perburuhan serta semakin tergerusnya hak dan kepentingan buruh," kata Sahat saat berbincang dengan suara.com di Gedung Joeang 45 Jakarta, Kamis (23/4/2015).

Contohnya, kata Sahat, lebih banyak peraturan dalam PKB yang merujuk ke pemberian sanksi daripada hak pekerja. Sementara hak tahunan buruh seperti penaikkan gaji dan hak tunjangan tidak dibahas secara lengkap.

"Hasilnya apa? Pekerja jadi menerima saja," kata Sahat.

Sahat mengatakan lemahnya posisi tawar Serikat Pekerja di industri sudah terjadi sejak lama. SP tidak punya kemampuan memahami undang-undang perburuhan dan juga keberanian memberikan daya tawar.

"Mereka selalu berpikir, bagaimana yah kalau protes, nanti dipecat. Tekanan perusahaan itu lebih kuat," jelas dia.

Lemahnya SP di perusahaan industri juga disebabkan kebanyakan pengurus dan anggota serikat pekerja tidak kompak. "Ada yang SP-nya sudah berani, tapi anggotanya ini yang buruh semua tidak ikut berani," jelas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI