Suara.com - Presiden Joko Widodo menyerukan banyak hal dalam pidato pembuka Forum Konferensi Asia-Afrika di Jakarta, Rabu (22/4/2015) kemarin. Mulai dari masalah keamanan sampai ekonomi.
Pertama dalam pidatonya, Jokowi menyerukan reformasi di tubuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sebab menurutnya ada sekelompok negara kaya merasa mampu mengubah dunia dengan menggunakan kekuatannya.
"Aksi-aksi kekerasan tanpa mandat PBB seperti yang kita saksikan telah menafikan keberadaan badan dunia yang kita miliki bersama itu. Oleh karena itu, kita bangsa-bangsa di Asia Afrika mendesak reformasi PBB agar berfungsi secara optimal sebagai badan dunia yang mengutamakan keadilan bagi kita semua, bagi semua bangsa," jelas Jokowi.
Selanjutnya Jokowi juga menyerukan dukungan kemerdekaan Palestina. Kata Jokowi, Forum KAA selama 10 tahun digelar masih menyisahkan hutang kepada Palestina.
"Dunia tidak berdaya menyaksikan penderitaan rakyat Palestina yang hidup dalam ketakutan dan ketidakadilan akibat penjajahan yang berlangsung begitu lama. Kita tidak boleh berpaling dari penderitaan rakyat Palestina. Kita harus terus berjuang bersama mereka. Kita harus mendukung lahirnya sebuah Negara Palestina yang merdeka," seru Jokowi di depan pimpinan dunia.
Di bidang ekonomi Jokowi melihat ada sekelompok Negara enggan mengakui realita dunia yang sudah berubah. Dia mengkritik besarnya peran Bank Dunia, IMF dan ADB dalam menyelesaikan persoalan ekonomi dengan memberikan hutang.
"Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan oleh Bank Dunia, oleh IMF, dan oleh ADB adalah pandangan yang usang, yang perlu dibuang. Saya berpendirian pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa diserahkan hanya kepada tiga lembaga keuangan internasional itu. Kita wajib membangun sebuah tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan ekonomi baru," jelas dia.
Jokowi juga menyerukan negara-negara Asia-Afrika mempererat kerjasama untuk menghapuskan kemiskinan, meningkatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan. Selain itu juga membangun ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperluas lapangan kerja.
"Dengan membangun kerjasama ekonomi antar kawasan Asia dan Afrika, dengan saling membantu dalam membangun konektivitas, membangun infrastruktur yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan kita, bandara-bandara kita, dan jalan-jalan kita," paparnya.
Terakhir Jokowi menyerukan stabilitas internal dan eksternal sebuah negara. Negara Asia-Afrika harus menghindari konflik internal dan eksternal. Sebab itu bisa menghambat pembangunan ekonomi.
"Kita harus bekerjasama untuk memastikan bahwa samudera kita, laut kita aman bagi lalulintas perdagangan dunia. Kita menuntut agar sengketa antar Negara tidak diselesaikan dengan penggunaan kekerasan," tutup Jokowi.