Suara.com - Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, memberikan pidato dalam Rapat Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada rangkaian Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta hari Rabu (22/4/2015). Di depan pimpinan delegasi negara-negara tamu, Lee lebih memfokuskan pembicaraannya soal kerja sama Singapura dengan negara-negara di Benua Afrika.
Diawali dengan ucapan terima kasih atas empati yang diberikan para kepala negara dan kepala pemerintahan ketika ayahnya, sang pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, wafat beberapa waktu lalu, Lee menceritakan awal kerja sama yang dibangun Singapura dengan negara-negara di Benua Afrika.
"Setelah kemerdekaan Singapura, kami meminta negara-negara di Afrika untuk membantu mengembangkan usaha di Singapura. Kini, hubungan kami semakin dekat, namun kami ingin memahami lebih dalam tentang Afrika. Oleh karena itu, kita perlu mempererat ikatan kita," kata Lee.
Lebih lanjut, Lee mengatakan bahwa kerja sama selatan-selatan masih relevan dewasa ini. Sebab, kerja sama semacam itu menawarkan independensi dan peluang untuk menyelesaikan berbagai masalah bersama, seperti terorisme maupun penyebaran penyakit menular berbahaya. Lee juga menyatakan bahwa Singapura terus ambil bagian untuk mengatasi masalah perubahan iklim.