Suara.com - Presiden Joko Widodo menyatakan negara-negara peserta Konferensi Asia-Afrika mendesak reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Agar PBB tidak didominasi negara besar.
Hal itu dikatakan Jokowi dalam pidato pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika ke-60, di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (22/4/2015). Banyak kepala negara yang hadir, di antaranya Presiden RRT Xi Jinping, Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe, Raja Yordania Abdullah. dan PM Brunei Darussalam Sultan Hasanah Bolkiah.
Jokowi menyerukan membangun kembali tatanan global yang lebih adil. PBB harus dipimpin bersama. Maka itu Jokowi mendesak adanya reformasi PBB.
"Kita kita bangsa Asia Afrika mendesak reformasi PBB agar berfungsi optimal," tegas Jokowi.
Jokowi menjelaskan dunia mewarisi ketidakadilan, kesenjangan, dan kekerasan global.
"Cita-cita bersama mengenai lahirnya sebuah peradaban dunia baru, sebuah tatanan dunia baru, yang berdasarkan keadilan, yang beradasarkan kesetaraan dan kemakmuran, kata Kepala Negara, masih jauh dari harapan," kata dia.
Kata Jokowi, PBB harus berperan dalam mendamaikan konflik di sebagian negara dunia. Begitu juga mengatasi kesenjagan dan kemiskinan global.
"Ketika ratusan orang di belahan bumi sebelah utara menikmati hidup super kaya sementara 1,2 miliar jiwa di belahan selatan tidak berdaya dalam kemiskinan dan penghasilan kurang dari 2 dollar per hari, maka ketidakadilan semakin kasat mata," kata Jokowi.