Pemprov DKI Akan Tutup Rumah Kos Tak Berizin

Ardi Mandiri Suara.Com
Rabu, 22 April 2015 | 01:41 WIB
Pemprov DKI Akan Tutup Rumah Kos Tak Berizin
Suasana sepi dari aktivitas di rumah kost Deudeuh alias Tataa Chubby di kawasan Tebet Timur, Jakarta Selatan, Rabu (15/4). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan rumah kos yang terbukti tidak memiliki izin resmi akan dikenakan sanksi tegas, yaitu berupa penutupan.

"Apabila ada rumah kos yang terbukti tidak dilengkapi dengan surat-surat izin resmi, maka sanksinya akan langsung kita tutup," kata Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Ika Lestari Aji di Jakarta, Selasa (21/4/2015).

Menurut Ika Lestari, sanksi tegas berupa penutupan tersebut diberikan dalam rangka penertiban rumah-rumah kos yang tengah gencar dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta saat ini.

"Karena kita ingin menertibkan rumah-rumah kos yang tidak berizin. Sanksi penutupan itu diberikan setelah sebelumnya diberikan peringatan sebanyak tiga kali," ujar Ika.

Dia menuturkan aturan mengenai usaha rumah kos tercantun di dalam Keputusan Gubernur Nomor 2693 Tahun 1987 tentang Pedoman Pengaturan Perumahan Pemondokan (rumah kos) Dalam Wilayah DKI Jakarta.

"Peraturan mengenai usaha rumah kos sudah diatur didalam Keputusan Gubernur. Tiga tahun yang lalu, peraturan tentang usaha rumah kos itu diperbarui melalui surat keputusan gubernur," tutur Ika.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan d idalam surat keputusan tersebut, tertera bahwa rumah kos yang terdiri atas 10 kamar diharuskan untuk membayar pajak.

Sedangkan, rumah kos yang memiliki lebih dari 30 kamar diwajibkan untuk memiliki izin gangguan dan juga Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Sementara itu, terkait keamanan di lingkungan rumah kos, pihaknya meminta agar para penghuni, masyarakat sekitar serta ketua rukun tangga (RT) ikut berpartisipasi mengamankannya.

"Jumlah pegawai pengawas yang kita punya sangat terbatas, jadi masih banyak rumah kos yang tidak dapat terawasi. Dalam hal ini, kita butuh partisipasi masyarakat untuk ikut mengawasi dan melaporkan apabila ada hal-hal yang mencurigakan," ungkap Ika. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI