Suara.com - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa faktor keterlibatan perempuan dalam kasus korupsi di antaranya dipicu oleh budaya konsumtif.
"Akhirnya kemudian dia punya kebutuhan ekstra dari pemenuhan kebutuhan dasar, sehingga dia melakukan sesuatu di luar batas kemampuan sampai kepada penuntutan. Dia menuntut keluarganya, menuntut suaminya, sampai batas-batas yang luxury," tutur Khofifah, usai menghadiri acara gerakan "Saya Perempuan Antikorupsi" yang bertepatan dengan Hari Kartini, di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (21/4/2015).
Menurut Khofifah, pola konsumerisme sering kali muncul lantaran kaum perempuan mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan lain. "Itu pemenuhan kebutuhan yang dipaksakan," tegasnya.
Untuk itu, Khofifah menekankan bahwa peran keluarga sangat signifikan untuk menekan gaya hidup mewah kaum hawa tersebut. Dia pun coba mencontohkan hal tersebut dalam keluarganya.
"Ketika saya jadi menteri tahun 2000, suami saya tidak ada sopir. Dia tidak pernah di VIP. Kami biasa melakukan apa pun yang kita punya. Tidak ada post power syndrome. Jadi, gaya hidup seperti itu karena kita apa adanya," katanya.
Mensos pun lantas melontarkan harapan agar kaum perempuan bisa menerapkan hidup sederhana. Dengan kata lain, perempuan diharapkan agar tidak melakukan sesuatu di luar batas kemampuan dirinya maupun kemampuan keluarganya.
Mensos: Budaya Konsumtif Dorong Perempuan Terlibat Korupsi
Selasa, 21 April 2015 | 15:37 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Tanggapi Komentar Kuasa Tom Lembong, Kejagung: di Mananya Abuse Of Power?
18 November 2024 | 22:58 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI