Sebelum Tewas, Saksi Kunci Perbudakan Kapal Sempat Minta Pijat

Laban Laisila Suara.Com
Selasa, 21 April 2015 | 15:25 WIB
Sebelum Tewas, Saksi Kunci Perbudakan Kapal Sempat Minta Pijat
Ilustrasi jenazah. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Yoseph Sairlela (54), yang juga menjadi saksi kunci perbudakan kapal di Benjina, Maluku, dilaporkan sempat meminta jasa pijat dari hotel sebelum akhirnya tewas di Rumah Sakit MMA.

Kepada suara.com, Selasa (21/4/2015),Plt Kabid Humas Polda Metro Jaya AKBP Purbaya mengungkapkan, Yoseph meminta jasa pijat kepada pihak hotel, namun sesaat setelah pijat dia malah mengeluhkan ‘tak enak badan’.

“Kemudian  selesai pijat, malamnya mengeluh badannya ngga enak dan minta bantuan satpam untuk dibawa ke rumah sakit MMA Kali Pasir,” terang Purbaya.

Setelah sampai di rumah sakit, petugas medis baru mengetahui kalau Yoseph, yang kerap dipanggil Oce, ini sudah meninggal dunia.

Dari keterangan Purbaya, Oce meninggal sekitar pukul 22.30 WIB pada 19 April 2015 di rumah sakit, bukan di dalam hotel.

Kepolisian sendiri masih menunggu hasil autopsi jenazah Yoseph untuk memastikan sebab kematian.

Yoseph sedianya baru akan dimintai keterangan dua pekan lagi untuk kasus perbudakan kapal di Benjina. 

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membenarkan pernyataan pihak kepolisian bahwa Yoseph Sairlela, pegawai negeri sipil (PNS) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Susi menjelaskan, Yoseph adalah salah satu sanksi kunci yang mengungkap adanya perbudakan anak buah kapal (ABK) asing di Benjina, Maluku.

"Ya benar, saya kaget ketika mendengar berita ini. Saudara Oce adalah saksi penting dalam kasus Benjina," kata Susi, Selasa (21/4/2015) di Jakarta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI