Polisi Koordinasi dengan LPSK Lindungi Saksi Kasus Budak Benjina

Selasa, 21 April 2015 | 13:48 WIB
Polisi Koordinasi dengan LPSK Lindungi Saksi Kasus Budak  Benjina
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (1/4). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yoseph Sairlela, pegawai negeri sipil Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menjadi saksi kunci kasus perbudakan anak buah kapal asing di Benjina, Kepulauan Aru, Maluku, tewas di Hotel Treva, Menteng, Jakarta Pusat. Kasus tewasnya Yoseph sekarang sedang dalam penanganan polisi. Polisi mendalami apakah Yoseph dibunuh atau ada faktor lain yang mengakibatkan dia meninggal dunia.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti prihatin dengan peristiwa ini. Padahal, kata dia, anak buahnya akan memberikan keterangan soal kasus perbudakan. Susi meminta lembaga berwenang untuk melindungi keamanan para saksi.

Dalam konferensi pers di Mabes Polri, Selasa (21/4/2015), Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Anton Charliyan mengatakan polisi akan berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban untuk memberikan perlindungan kepada saksi Benjina.

"Masalah itu akan berkoordinasi dengan LPSK, bisa dilindungi secara maksimal," kata Anton.

Selain Yoseph, katanya, masih ada delapan orang saksi lainnya. Kedelapan saksi merupakan pencari ikan di Laut Aru. Mereka memiliki identitas warga Myanmar dan paspor dengan kewarganegaraan Thailand.

Polisi menanggapi kasus tewasnya Yoseph secara serius. Namun, untuk sekarang belum bisa dipastikan penyebab dan motifnya.

"Perlu pengkajian yang lebih jauh. Kami akan selidiki. Ini suatu kecurigaan, ini kasus yang serius," katanya.

Yoseph ditemukan tewas di hotel pada Sabtu (18/4/2015) malam. Jenazah Yoseph sedang diautopsi di RSCM.

REKOMENDASI

TERKINI