Isu Kebocoran UN untuk Sudutkan Jokowi?

Ardi Mandiri Suara.Com
Selasa, 21 April 2015 | 03:12 WIB
Isu Kebocoran UN untuk Sudutkan Jokowi?
Jokowi Tinjau Pelaksanaan UN
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) menyatakan isu kebocoran soal ujian nasional (UN) untuk SMA IPA itu diduga dari bermotif politik untuk menyudutkan Menteri Pendidikan Dasar-Menengah dan Kebudayaan Anies Baswedan dan Presiden Joko Widodo.

"Berdasarkan keterangan dari beberapa karyawan PNRI yang diciduk oleh Bareskrim ke Mabes Polri, Rabu (15/4), banyak data yang menunjukan keanehan dan motif pembocoran data UN itu kemungkinan bermotif politik," kata Ketua Serikat Karyawan (Sekar PNRI) Sutisna, di Jakarta, Senin.

Motif lainnya, mencemarkan BUMN PNRI, dan persaingan bisnis. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari 13 karyawan PNRI dan juga anggota Sekar PNRI, memang betul soal UN yang ditempatkan di Google Drive adalah pekerjaan PNRI yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan.

"Dari bukti yang ditunjukan Bareskrim memang benar soal UN yang ditempatkan di Google Drive itu yang dikerjakan PNRI, namun dari "meta data" tertanggal 27 Februari 2015. Jika dilihat bahan yang ditempatkan di Google Drive adalah dokumen yang sudah didesain dan final. "Harusnya di meta data tertanggal 3 Maret 2015," kata Muladi, staf PNRI yang digiring ke Bareskrim Mabes Polri.

Mulyadi kemudian menceritakan kronologisnya. PNRI menerima dokumen tercetak (hardcopy) bahan UN dari Kementerian Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan pada Jumat, 27 Februari 2015.

Penyerahan itu disaksikan pejabat Kementerian Pendidikan dan Kepolisian, kemudian oleh para karyawan PNRI, dokumen UN discan dan didesain pada Sabtu, 28 Februari 2015. Setelah itu, baru digandakan (dicetak) dan didistribusikan.

"Jadi, aneh jika data yang ditunjukan Bareskrim tertanggal 27 Februari 2015, padahal saat itu barulah penyerahan dokumen dari Kementerian Pendidikan. Bahan UN yang ditempatkan di Google Drive adalah yang sudah final (sudah discan, didesain dan diedit) seharusnya tertanggal 3 Maret 2015)," kata Mulyadi, staf PNRI bagian desain grafis.

Menurut berita-berita di media massa, orang yang menempatkan soal UN untuk SMA IPA khusus untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, bernama Jaffar Azhar. Di PNRI tidak ada karyawan bernama Jaffar Azhar. Tersangka menempatkan di Google Drive tertanggal 11 April 2015, dua hari sebelum Ujian Nasional SMA dilaksanakan (13/4).

"Bahan UN yang ditempatkan di Google Drive itu tidak sampai ke para pelajar SMA di Nanggroe Aceh Darussalam. Jadi tidak ada yang bocor ke pelajar. Motif nya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana bahan ujian nasional diperdagangkan (motif uang)," katanya.

Tapi pemberitaannya sangat luas dan menyudutkan PNRI, padahal PNRI hanya menerima proyek UN ini senilai Rp2,5 miliar yang relatif kecil bagi BUMN seperti PNRI.

"PNRI hampir setiap tahun mendapatkan proyek UN dan baru kali ini dituduh sebagai biang kebocoran UN," kata Sutisna.

Ketua Sekar PNRI itu menegaskan bahwa isu kebocoran UN ini lebih bermotif politik, menyudutkan menteri Anies Baswedan dan pemerintahan Jokowi yang sebelumnya mengatakan pelaksanaan UN paling bersih dari kebocoran.

"Atau, setidaknya bermotifkan menjelekkan PNRI dan persaingan bisnis," kata Ketua Umum Sekar PNRI itu.  (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI