Suara.com - Pemerintah Indonesia melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara sahabat dalam rangkaian Konferensi Asia Afrika di Jakarta Convention Center, Senayan, Senin (20/4/2015). Pertemuan bilateral dipelopori oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Pertemuan hari pertama untuk membahas kerja sama bilateral, khususnya di bidang ekonomi dan pembangunan dengan perwakilan tujuh negara, di antaranya Menlu Fiji Ratu Inoke Kubuabola, Menlu Salomon Islands Milner Tozaka, Menlu Vanuatu Sato Kilman, Menlu Afrika Selatan Maite Nkoana - Mashabane, Menlu Papua New Guinea Rimbink Pato, Menlu Irak Ibrahim Al-Jafaari, dan Menlu Nepal Mahendra Bahadur Pandey.
Dalam pertemuan hari pertama, Menlu Retno menyatakan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen meningkatkan kerja sama teknis dan capacity building dengan negara-negara pasifik di bidang prioritas, seperti manajemen pariwisata, pertanian, dan penanggulangan bencana.
Dalam Senior Official Meeting yang berlangsung secara tertutup dengan sejumlah menteri luar negeri negara-negara kawasan Selatan, bertujuan untuk menghasilkan tiga dokumen penting.
"Pertemuan SOM tentu fokus pada tiga dokumen yang akan dihasilkan oleh pertemuan konferensi ini, yaitu Bandung message, New Asian-African Strategic Partnership (NAASP), dan Deklarasi Palestina," kata Retno usai pertemuan bilateral dengan Menlu Papua Nugini di Hall JCC Senayan, Minggu (19/4/2015) kemarin.
Perlu diketahui, Pesan Bandung atau Deklarasi Bandung adalah pesan visioner hasil rumusan dari negara-negara Asia Afrika. Pesan berisi tentang mengedepankan kerja sama yang baru secara nyata, dan revitalisasi penguatan kemitraan Asia-Afrika. Kemitraan itu dalam hal solidaritas politik, kerja sama ekonomi, dan hubungan sosial-budaya.
Selain itu, deklarasi juga untuk menghidupkan kembali NAASP untuk mempererat persahabatan dan kerja sama sekaligus mengevaluasi perkembangan kerja sama NAASP selama 10 tahun terakhir. Kerja sama itu dalam upayan pemberantasan terorisme, kelompok kejahatan lintas negara, ketahanan pangan, dan energi, UMKM, pariwisata, pengembangan jaringan universitas di Asia-Afrika, dan kesetaraan gender, serta pemberdayaan wanita juga akan didorong dalam deklarasi.
Selanjutnya, poin penting dalam KAA kali ini juga tentang deklarasi mendukung kemerdekaan Palestina.