Suara.com - Majelis Luhur Penghayat Jawa Timur mendeklarasikan gerakan Perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di kantor lembaga Pusat Pendidikan Hak Asasi Manusia dan Islam (Pusdikhami) IAIN Tulungagung, Minggu (19/4/2015).
Acara yang digelar bertepatan menyambut Hari Kartini, 21 April, dihadiri oleh sejumlah perwakilan organisasi penghayat se-Jawa Timur yang sudah terdaftar, bekerja sama dengan lembaga Pusdikhami IAIN Tulungagung.
"Deklarasi ini bertujuan untuk mengingatkan pentingnya peran perempuan dalam kehidupan bernegara," kata Ketua Presidium Majelis Luhur Penghayat Jawa Timur, Otto Bambang Wahyudi saat menjadi pembicara seminar pada kesempatan itu.
Ia lalu mengingatkan peran perempuan dalam falsafah Jawa. Menurutnya, selama ini peran perempuan masih belum maksimal dan terkesan dikesampingkan. Tidak hanya di bidang politik bernegara, bahkan dalam aspek sosial-ekonomi dan budaya peran perempuan masih dianggap sebelah mata.
Padahal, kata dia, di tangan perempuan tercipta generasi bangsa yang lebih baik. Tidak sedikit perempuan yang sudah terbukti mampu menjawab tantangan zaman, bersaing dengan kaum laki-laki.
"Gerakan ini merupakan salah satu pelopor agar perempuan tidak lagi diremehkan di masyarakat," ujarnya.
Senada, Ketua Departemen Pemberdayaan Perempuan Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia, Dian Yeni Cahyawati menilai selama ini perempuan selalu berada di lingkungan diskriminasi.
Menurutnya, selama ini peran perempuan masih belum digerakkan secara maksimal.
"Padahal jika digerakkan secara maksimal, hasilnya akan sangat luar biasa," kata dia.
Dian juga membantah jika kegiatan ini merupakan gerakan perlawanan terhadap budaya patriarki yang sangat kental di Indonesia.