Suara.com - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menilai, banyaknya WNI yang dihukum mati adalah lantaran sistem yang berlaku di Indonesia tidak berjalan dengan baik. Hal itu menurutnya terkait kurang ketatnya pengawasan pemerintah terhadap penyalur tenaga kerja yang ingin mempekerjakan WNI ke luar.
Nusron memberikan komentar ini terkait dua TKI, Siti Zaenab dan Karni, yang baru saja dieksekusi mati oleh Pemerintah Arab Saudi. Dia pun mengaku sepakat dengan beberapa diplomat yang menyatakan bahwa permasalahan TKI seperti "ketiban sampah". Sebab menurutnya, inti masalah berada di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) dan BNP2TKI.
"Pikiran saya sama seperti diplomat itu. Memang masalah TKI ini 80 persen masalahnya di hulu dari Indonesia, karena ada tumpah tindih kebijakan terjadi antara Menakertrans dan BNP2TKI," ucap Nusron, dalam sebuah diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (18/4/2015).
Nusron menilai, kurangnya pemahaman pada TKI membuat para pekerja asal Indonesia itu tidak menguasai kondisi di sekitar. Terlebih lagi setelah sebagian agen pemberangkatan TKI juga tidak menjalankan tugas mereka secara maksimal.
"Banyak orang jadi TKI itu tidak penah ada persiapan, lalu berangkat. Karena yang memberangkatkan sudah terima duit," tuturnya.
"Hari ini gak ada pengawasan terpadu. Padahal, 'bisnis' pengiriman TKI karakternya asimetris informasi. Ini menyebabkan ekspektasi (pada) tenaga kerja dan majikannya berbeda," tambah Nusron.
Banyak TKI Dihukum Mati, Nusron Wahid: Karena Ada Tumpang Tindih
Sabtu, 18 April 2015 | 16:42 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Menteri ATR/BPN: Mafia Tanah Akan Tetap Ada Selama Mereka Masih Bisa Bernapas
31 Oktober 2024 | 15:00 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI