Suara.com - Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayjen TNI Bachtiar mengajak masyarakat Poso di Sulawesi Tengah untuk bersatu melawan terorisme. Hal itu dikatakannya sebagai cara yang paling ampuh dan cepat untuk mengusir teroris dari bumi Poso.
"Persatuan itu diwujudkan dalam bentuk komitmen bersama, untuk berani melaporkan kepada aparat bila mengetahui keberadaan teroris, dan tidak seorang warga pun yang memberikan bantuan kepada mereka dalam bentuk apa pun," ungkap Pangdam Wirabuana, saat bertatap muka dengan warga Desa Masani Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Jumat (17/4/2015) petang.
Desa Masani yang membawahi Dusun Tamanjeka, selama ini oleh warga Poso dan aparat keamanan dikenal sebagai pusat aktivitas pelatihan militer kelompok teroris pimpinan Santoso. Para teroris sendiri diyakini sudah meninggalkan lokasi persembunyian mereka, setelah TNI menjadikan kawasan itu sebagai tempat latihan tempur Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC), sepanjang 31 Maret sampai 17 April 2015 lalu, yang melibatkan 3.500 personel TNI AD, AL dan AU.
Menurut Pangdam, para teroris selama ini bisa bercokol di hutan-hutan Poso, lantaran warga takut untuk melaporkan keberadaan mereka. Lebih dari itu menurutnya, justru ada pula warga yang membantu mereka (teroris) khususnya dalam menyuplai logistik.
"Para teroris itu tidak mungkin bisa bertahan begitu lama di hutan sekitar Poso ini, kalau warga tidak memberi mereka beras, gula atau garam. Mereka mau dapat garam dari mana di hutan lebat itu, kalau bukan warga yang memberikan?" ujar Bachtiar, sambil menunjuk hutan-hutan lebat di sekitar desa tersebut.
Bachtiar pun menegaskan bahwa selama latihan tempur PPRC dalam tiga pekan ini, TNI sudah mengetahui secara detail lokasi-lokasi persembunyian dan pelatihan para teroris tersebut.
"Kami pasti akan terus mengawasi lokasi-lokasi tersebut, agar mereka tidak kembali lagi ke situ. Itu sudah pasti. Itu 'mainan' kami nanti, demi memulihkan rasa aman warga Poso," ujarnya.
Pangdam juga mengemukakan bahwa dalam beberapa bulan ke depan, TNI akan menggelar operasi penguatan teritorial di wilayah Poso, yang salah satu sasaran utama adalah meningkatkan pengamanan swakarsa bekerja sama dengan rakyat. Sehubungan dengan itu, dia meminta warga untuk mengaktifkan pos pengendalian penduduk, yang akan melakukan pencegahan dini saat masuknya warga yang tidak dikenal atau dicurigai.
"Kalau ada orang pakai cadar masuk ke sini, jangan takut untuk meminta identitasnya dan menanyakan maksudnya. Siapa tahu orang itu ternyata Santoso (pimpinan teroris Poso)," ujarnya lagi.
"Jangan beri peluang sedikit pun kepada para teroris yang membawa ajaran ISIS itu untuk masuk Poso lagi. Kita harus bekerja sama untuk menumpas mereka," tegas Bachtiar, sambil menambahkan bahwa Poso berpeluang besar untuk maju seperti daerah-daerah lain, asalkan masalah keamanannya terjamin. [Antara]
Pangdam Wirabuana Ajak Masyarakat Bersatu Melawan Teroris
Arsito Hidayatullah Suara.Com
Sabtu, 18 April 2015 | 09:36 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Densus 88 Ringkus 2 Terduga Teroris Negara Islam Indonesia di OKU Timur, Inisial MD dan MA
20 November 2024 | 19:44 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI