Tak Sediakan Tempat Salat, Sekolah Ini Didenda Rp333 Juta

Jum'at, 17 April 2015 | 15:25 WIB
Tak Sediakan Tempat Salat, Sekolah Ini Didenda Rp333 Juta
Ilustrasi umat Muslim sedang melaksanakan salat. (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Pengadilan Hak Asasi Manusia Alberta di Kanada memberikan denda Rp333 juta lebih kepada Webber Academy. Sekolah privat itu dinilai melakukan diskriminasi kepada 2 siswa muslimnya.

Webber Academy dianggap terbukti mendiskriminasi dua muslim karena tidak memberikan tempat Salat kepada mereka. Pengadilan Alberta mengadili Webber Academy juga karena melarang mereka untuk beribadah.

Pendiri Webber Academy, Neil Webber kecewa dengan putusan itu. Dia akan mengajukan banding.

"Prinsip dasar kamu adalah bahwa sekolah menjadi lingkungan non-denominasi. Di mana anak-anak dapat berkembang dan fokus pada keberhasilan akademis mereka," kata Neil Webber.

Sementara seorang pakar hukum dari Alberta Civil Liberties Research Centre, Sarah Burton menjelaskan Webber Academy semestinya memberikan fasilitas beribadah dan berdoa untuk agama lain. Jangan sampai penganut agama minoritas kesulitan menjalankan ibadah.

"Beberapa siswa ingin ruang untuk berdoa di sekolah," kata Burton.

Kejadian diskriminasi itu menimpa Sarmad Amir (14) dan Namann Siddique (14) pada 2011. Awalnya mereka meminta izin kepada staf sekolah untuk diberikan tempat salat. Dia meminta menggunakan kelas kosong.

Pemintaan itu sempat dizinkan. Namun Amir dan Siddique dianggap sering meninggalkan sekolah untuk salat. Akhirnya sekolah meminta keduanya beribadah di luar sekolah. Namun ketika salju turun, mereka tidak bisa salat.

Namun Webber Academy membuat persyarakatan khusus bagi siapapun yang mendaftar ke sekolahnya dan tidak mematuhi peraturan, mereka akan dikeluarkan.

Siddique pun menjadi orang pertama yang menerima sanksi itu. Dia diancam dikeluarkan dari sekolah setelah salat di perpustakaan.

"Aku punya rasa rasa malu, meskipun faktanya saya hanya menggunakan hak saya sebagai warga negara Kanada, sebagai manusia. Saya harus menjalani kewajiban iman saya," katanya.

Namun Neil, sang pendiri Webber Academy membela diri. Dia menyatakan banyak orangtua siswa yang tidak nyaman saat dua remaja muslim itu salat. Namun pembelaan itu ditolak hakim. Hakim menjelaskan salat tidak akan mengganggu proses belajar mengajar. Terlebih itu dilakukan kurang dari 10 menit. (calgaryherald)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI