Kemenlu: Pembunuhan yang Dilakukan Karni Cukup Mengerikan

Kamis, 16 April 2015 | 21:58 WIB
Kemenlu: Pembunuhan yang Dilakukan Karni Cukup Mengerikan
Ilustrasi palu pengadilan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Armantha Nasir mengatakan jika pemberlakuan hukuman mati kepada Karni Binti Medi Tarsim oleh Pemerintahan Arab Saudi  sudah final.

Menurutnya, kasus pembunuhan yang dilakukan Karni pada bulan September 2012 silam itu tergolong mengerikan.

"Di mana dia membunuh anak umur 4 tahun, dengan cara cukup menyeramkan, dan pada saat orang tua si korban diberitahu dan kembali ke rumah untuk menjenguk anaknya, mereka terkena kecelakaan (ada korban lain),"  kata Armantha di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (16/4/2015).

Kasus ini, kata dia, juga  telah menggemparkan rakyat Arab Saudi, sehingga otoritas Arab Saudi lantas mempercepat proses hukuman mati kepada Karni.

"Isu ini mendapatkan perhatian yang sangat luas di Arab Saudi. Media dan pemerintah, sehingga prosesnya cukup cepat. Karena pada maret 2013 divonis dia, selang dua tahun hukuman mati diberlakukan," kata dia.

Menurutnya, pemerintah Indonesia juga telah beberapa kali memberikan bantuan hukum antara lain dengan memberikan surat-surat permohonan penundaan kepada pemerintah Arab Saudi.

"Berbagai langkah hukum kita berikan, termasuk surat dari presiden RI, 1 kali SBY dan dua kali Jokowi, yang meminta Raja Arab Saudi untuk diadakannya penundaan hukuman mati dan pemaafan dari keluarga korban dan meminta raja untuk memediasai," katanya.

Bahkan, pemerintah, kata dia, telah memberangkatkan keluarga untuk menjenguk Karni saat mendekam di tahanan dan bertemu keluarga korban untuk meminta maaf.

Menlu, sambungnya, juga telah meminta bantuan kepada pemerintah Arab Saudi untuk memediasi keluarga korban agar memaafkan perbuatan Karni.

"Namun seperti kita ketahui kejadian sangat mengerikan, keluarga korban bersikeras tidak membuka pintu maaf ke Karni," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI