UN Bocor di Google, Bareskrim Geledah Perum Percetakan Negara

Siswanto Suara.Com
Rabu, 15 April 2015 | 20:27 WIB
UN Bocor di Google, Bareskrim Geledah Perum Percetakan Negara
Suasana Ujian Nasional di SMA 1, Jakarta Pusat, Senin (14/3). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Petugas Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri menggeledah kantor Perusahaan Umum Percetakan Negara, Jalan Percetakan Negara, Salemba, Jakarta Pusat, terkait dengan kasus naskah Ujian Nasional mata pelajaran IPA bocor karena diunggah ke akun Google Drive.

Menurut pengamatan suara.com, sejak siang hingga jam 20.20 WIB, petugas Bareskrim masih berada di dalam kantor Perum Percetakan Negara.

Wartawan dilarang masuk ke dalam lingkungan perusahaan. Pintu gerbang ditutup rapat. Praktis, wartawan hanya bisa menunggu di tepi jalan raya.

Dari luar terlihat sekitar 10 penjaga keamanan yang mengenakan baju biru. Mereka jaga-jaga di sekitar pintu gerbang.

Siang tadi, Menteri Pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan mengatakan pengunggah soal-soal UN di Google Drivei adalah perusahaan percetakan di Jakarta.

"Secara umum yang melakukan pengunggahan itu adalah perbuatan ilegal. Pelakunya salah satu perusahaan percetakan di Jakarta," ujar Mendikbud Anies Baswedan dalam konferensi pers di Jakarta.

Dia menjelaskan bocoran itu baru diketahui pada Senin (13/5/2015) sore.

"Masuk laporan mengenai bocoran soal yang ada di akun google drive. Kami langsung koordinasi dengan Kemenkominfo, dilakukan pemblokiran, karena itu ada di Google, kami langsung telepon Google," kata Anies.

Mendikbud juga telah melapor kepada Plt Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Badrodin Haiti dan Bareskrim agar ditindak secara hukum.

"Secara umum, yang mengunggahnya melakukan perbuatan yang salah," tambah dia.

Jumlah soal yang diunggah adalah sebanyak 30 soal dari 11.730 soal yang dibuat oleh Puspendik.

"Jadi yang bocor hanya 0,025 persen"."

Mendikbud mengatakan pihaknya tidak akan mendiamkan persoalan tersebut. Gangguan tersebut, sambung Anies, menciderai guru-guru dan siswa yang belajar keras. (Kurniawan Mas'ud)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI