Pencurian Listrik, PLN Cikupa Rugi Rp151 Miliar per Tahun

Rabu, 15 April 2015 | 11:35 WIB
Pencurian Listrik, PLN Cikupa Rugi Rp151 Miliar per Tahun
Pekerja melakukan perawatan jaringan listrik PLN. (Antara/Adeng Bustomi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Perusahaan Listrik Negara (PLN) area pelayanan Cikupa di Kabupaten Tangerang mengalami kerugian rata-rata Rp151 miliar pertahun. Kerugian itu karena maraknya pencurian listrik di sana.

Wakil Manajer PLN Cikupa Oetoro menjelaskan rata-rata tiap tahun ada 110 juta Kwh listrik yang dicuri. Kebanyakan penncurian dilakukan di jalan-jalan dan pemukiman. Bahkan banyak penncurian yang dilakukan dengan sengaja di kawasan pedalaman kota.

"Kita tahun ini targetkan lost (batas kerugian) 5 persen. Rata-rata tiap tahun ada 110 juta Kwh yang hilang atau dicuri," jelas Oetoro saat ditemui suara.com di kantornya, di Tangerang, Rabu (15/4/2015).

PLN area pelayanan Cikupa ini memenuhi kebutuhan listrik pelanggan mulai dari kawasan Pasar Kemis sampai Balaraja. Jumlah pelanggannya pun mencapai 300 ribu dengan daya 1,4 Mwh.

"Pendapatan yang tertagih Rp300 miliar lebih," jelas dia.

Oetoro bercerita salah satu pencurian yang marak terjadi di areal persawahan. Di sana puluhan mesin penyedot air hidup dengan listrik curian dari tiang. Paling banyak terjadi di kawasan Kronjo dan Kresek.

Kata dia, pencurian itu dilakukan dengan sengaja. Sebab di kawasan Kresek misalnya, ada 75 mesin pompa air yang disediakan seseorang untuk disewakan ke petani. Namun listrik untuk menghidupkn pompa itu diambil secara ilegal dari jaringan PLN di sana lewat label listrik.

Sebuah mesin mempunyai daya listrik 6.500 Volt Amper. Jika dirupiahkan, pemakan harus membayar ke PLN Rp3 juta perbulan. Jika dikalikan dengan 75 mesin itu, maka tagihan lisrik akan mencapai Rp225 juta perbulan atau Rp2,7 miliar pertahun.

"Rp225 juta PLN kehilangan uang setiap bulan. Karena oknum penyedia pompa itu tidak bayar ke PLN. Kan listrik diambil secara ilegal," kata dia.

Sementara menurut pengakuan petani setempat, mereka membayar biaya sewa Rp15 juta pertiga bulan. Sebab petani panen selama 3 sampai 4 bulan sekali.

"Parahnya, petani ini tahunya uang uang itu akan dibayarkan ke PLN. Tapi ternyata dimakan sendiri oleh si pemilik pompa air itu," jelas dia.

Akibat pencurian itu, listrik kawasan pemukiman di sekitar Kresek sering down. Sebab daya travo 630 KvA di sana harus terpotong karena listri dicuri.

"Di sana kawasan menengah ke bawah, travo 630 KVA. Bisa menghidupi 600 rumah. Tapi mereka mencuri separunya. Jadi sering drop listrik di sana. Nah ini kami menadapat laporan dari masyarakat," papar dia.

PLN akan mencabut aliran listrik yang dicuri itu. PLN juga meminta ke Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk menyediakan lahan di kawasan persawahan yang butuh aliran listrik tambahan. Lahan itu untuk dibangun gardu baru.

"Kita ingin Pemda melihat dan bisa membantu membangun jaringan. Misal bikin gardu dengan menyediakan tanah," jelas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI