Tak Punya Biaya, 200 Mempelai Menikah Massal di Gaza

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 14 April 2015 | 06:54 WIB
Tak Punya Biaya, 200 Mempelai Menikah Massal di Gaza
Pernikahan massal di Kota Gaza, (11/4). (Reuters/Mohammed Salem)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Hujan deras tidak menyurutkan semangat 200 pasang calon pengantin Palestina untuk mengikuti pernikahan massal, di Kota Gaza, hari Sabtu (11/4/2015) waktu setempat.

"Cuaca hujan tidak menghentikan upacara luar biasa ini," kata Rami Abu Amro, ibunda dari salah seorang calon mempelai lelaki, seperti dikutip Sunday Channel 2.

"Sekarang ia bisa membangun keluarga meski mengalami banyak kesulitan," katanya.

Mohammed dan Fatima Baraka, salah satu dari pasangan pengantin yang dinikahkan dalam pernikahan massal tersebut mengaku amat bersemangat menikah dengan upacara tradisional yang disusun dengan rapih tersebut.

Upacara nikah massal kerap kali didanai oleh badan amal. Pasalnya, dibutuhkan dana besar untuk menyelenggarakan upacara tradisional, sehingga banyak pasangan yang menunda nikah hanya untuk mengumpulkan dana. Nikah massal kali ini didanai oleh Yayasan yang dibangun Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Khalifa bin Zayed al-Nahayan.

"Pemuda dan pemudi Gaza mengalami kesulitan dan biaya pernikahan sangat tinggi," kata seorang calon mempelai perempuan.

"Saya sudah bertunangan selama dua tahun, namun karena uang kami belum bisa menikah sampai sekarang," lanjutnya.

Lansiran surat kabar Ma'an, mengutip pengamat politik Talal al-Shareef, Jalur Gaza memang membutuhkan proyek-proyek semacam ini untuk membantu kaum muda yang "kehilangan hak-hak mereka" akibat blokade Israel.

Diantara mereka yang ikut ambil bagian dalam pernikahan massal ini adalah calon pengantin yang cedera akibat bombardir Israel tahun lalu, orang miskin, bahkan narapidana penjara. Sebagian besar dipilih dari keluarga yang jadi korban konflik Israel-Gaza tahun lalu.

Pernikahan massal bertajuk "Gaza Berbahagia" itu dihadiri oleh 5.000 tamu undangan. (Reuters/Al Arabiya)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI