Pengamat: Ada Upaya Memisahkan Jokowi dengan PDI Perjuangan
Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 14 April 2015 | 00:30 WIB
![Pengamat: Ada Upaya Memisahkan Jokowi dengan PDI Perjuangan](https://media.suara.com/pictures/653x366/2015/04/09/o_19ie4iju7ifm9e04q71f751jdie.jpg)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
"Saya melihat ada kelompok yang tengah berusaha keras untuk memisahkan Jokowi dengan PDIP, ini diawali dengan upaya merusak citra Megawati yang dikesankan merendahkan Jokowi. Untuk itu keduanya harus sadar, PDIP dan Jokowi, segera melepaskan diri dari permainan politik yang sengaja diciptakan tersebut," kata Karel, di Jakarta, Senin (13/4/2015).
Sepatutnya, kata dia, mereka mengintepretasikan permainan politik ini sebagai ancaman untuk menggagalkan pemerintahan dalam waktu yang cepat. Dengan adanya kegaduhan politik, maka pemerintah akan kehilangan fokusnya dalam mewujudkan Nawa Cita.
"Jelas kongres PDIP kali ini adalah momen yang paling menyedot perhatian dan ditunggu oleh publik. Ada beragam isu yang terkait misalnya regenerasi kepemimpinan internal, hubungan partai dengan pemerintah, komposisi kepengurusan pusat dan arah kebijakan partai dalam lima tahun mendatang," ujarnya.
Sehingga, lanjut Karel, sangat wajar bila publik menyoroti Kongres IV Bali dibanding kongres sebelumnya. Sorotan media itu lebih karena PDI Perjuangan sekarang merupakan partai penguasa.
"Apa yang diputuskan secara strategis dalam kongres tersebut, akan mempengaruhi pemerintahan ke depan. Misalnya pada isu 'penumpang gelap', jelas ini merupakan 'warning' Megawati kepada Presiden Jokowi untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan roda pemerintahannya, agar tidak melenceng jauh dari Nawa Cita dan Trisakti Bung Karno. Ini seharusnya dimaknai sebagai sebuah upaya konstruktif dalam membangun hubungan antara partai dan pemerintah, dan bukan sebaliknya mengintervensi pemerintah," paparnya.
Namun, kata dia, sejumlah pihak terlihat menggunakan kesempatan pada kongres ini, untuk memperlemah posisi politik Megawati dan sekaligus menghadapkannya dengan Jokowi. Sesuatu yang irasional, karena Jokowi adalah kader PDIP dan sedang menjalankan tugasnya sebagai Presiden. Berbagai macam isu coba dimunculkan, yang intinya ingin mendorong simpati publik kepada Jokowi. Ia melihat desain ini tidak akan pernah datang dari Jokowi. (Antara)
BERITA TERKAIT
Najwa Shihab Dicap 'Lembek' saat Wawancara Jokowi di Solo, Netizen Kecewa!
13 Februari 2025 | 18:43 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI