Rp3 T Hilang dari APBD, Ahok Gagal Penuhi Cita-cita SBY

Selasa, 14 April 2015 | 06:48 WIB
Rp3 T Hilang dari APBD, Ahok Gagal Penuhi Cita-cita SBY
Ahok Pantau Ujian Nasional
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah pasrah dengan keputusan Kementerian Dalam Negeri mengesahkan APBD DKI Jakarta untuk tahun 2015.

Jumlah APBD yang disahkan dihitung dari pagu anggaran tahun 2014, hanya sebesar Rp69,28 triliun, padahal pagu anggaran 2014 sebenarnya Rp72,9 triliun. Pengesahan APBD sebesar Rp69,28 triliun mengacu pada nilai total belanja sebesar Rp63,65 triliun ditambah dengan pengeluaran pembiayaan Rp5,63 triliun.

Penyusutan anggaran tersebut dipastikan bakal mengganggu rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk membersihkan saluran air Banjir Kanal Barat yang selama kerap menjadi momok bagi warga sekitar akibat melimpahnya debit air saat hujan turun.

"Saat ini Banjir Kanal Barat tinggal nunggu alat berat sebenarnya. Jadi sayang kan tiga triliun rupiah dibiarkan lenyap begitu saja," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (13/4/2015).

Ahok mengungkapkan ketika dulu dia masih menjadi Wakil Gubernur DKI, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono selalu memintanya untuk memberikan keindahan di kali saluran air depan Masjid Istiqlal dan di Juanda, depan Istana.

"Dulu, hampir setiap ketemu Bu Ani Yudhoyono sama Pak SBY pasti ngomongnya gini, Pak Wagub tolong ya itu sungai di Istiqlal sama di Juanda depan Istana boleh nggak sampahnya dibersihkan karena kami bawa tamu begitu lihat sungai malu. Ini kata Ibu Ani, loh. Makanya saya bilang siap bu. Sekarang coba lihat Istiqlal pasang CCTV, kalinya nggak ada sampah," kata Ahok.

Namun, setelah Kementerian Dalam Negeri tetap mengesahkan APBD sebesar Rp69,28 triliun, Ahok pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi, selain mengiyakan. Dengan demikian, biaya untuk membeli alat-alat berat untuk menata kota, terutama saluran air, hilang.

"Nggak bisa ngakalin lagi, itu tergantung menteri. Kalau menterinya ngotot, ya sudah. Saya sih nggak masalah paling pembelian tanah berkurang, pembelian alat berat berkurang," kata Ahok.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI