Suara.com - Di Indonesia setidaknya pernah ada 3 orang lainnya, sebelum Mario Steven Ambareta, yang pernah menjadi penumpang gelap di roda pesawat. Mereka semua pun masih hidup.
Di tahun 1981 ada pria bernama Tarsono. Dia warga Semarang. Apron Movement Control Bandara Kemayoran menangkap basah aksi Tarsono itu saat menjadi penumpang gelap pesawat Mandala.
Saat itu beritanya heboh. Sebab selama terbang, kakinya diduga tetap menggantung di udara. Sehingga kakinya hampir membusuk. Alasan menjadi penyusup belum terungkap. namun Tarsono merupakan seorang warga miskin yang tinggal di Jombang. Dia ke Jakarta melewati bandara di Semarang.
Pada September 1997, dua sahabat Manto Manurung dan Siswandi Nurdin Simatupang menjadi penumpang gelap di roda Garuda Airbus A300-B4. Dia berangkat dari Medan ke Jakarta. Keduanya siswa SMA saat itu. Aksi itu pun sudah direncanakan.
Trakhir, Selasa (7/4/2015) kemarin, Mario Steven Ambareta yang berasal dari Rokan Hilir, Riau ditangkap pihak Kepolisian Bandara Soekarno Hatta di terminal 2F. Dia kepergok keluar dari ruangan roda pesawat. Dia ada di sana dan terbang dari Pekanbaru ke Jakarta selama 1 jam.
Saat turun dari pesawat melalui roda, Mario tampak pucat. Dia jalan sempoyongan dengabn telingan mengaluarkan darah. Dia dirawat di Kantor Kesehatan dan Pelabuhan (KKP) di Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Keempat orang itu masih hidup. Berbeda dengan yang diungkapkan Pengamat Penerbangan Alvin Lie yang mengungkapkan penumpang gelap di pesawat di roda kecil kemungkinan bisa bertahan di udara.
Kata Alvin, di roda pesawat sangat berbahaya karena di sana tempat mesin. Suhunya di atas ambang batas ketahanan manusia.
"Belum lagi panasnya roda pesawat saat habis take off. Itu kan posisinya dekat mesin," jelas Alvin.
Selain itu kebisingan mesin pesawat menjadi bahaya tersendiri. Gendang telinga bisa hancur dan menyebabkan kehilangan pendengaran.