Bus Anti Bom Milik Mantan PM Inggris Dijual

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 08 April 2015 | 13:28 WIB
Bus Anti Bom Milik Mantan PM Inggris Dijual
Bus anti peluru bekas milik Margaret Thatcher. (CitNOW Trade)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah bus tua yang pernah digunakan oleh mantan Perdana Menteri (PM) perempuan Inggris, Margaret Thatcher, untuk berkampanye, dijual. Bukan sembarang bus, bus yang satu ini memiliki bobot 18 ton dan memiliki bodi anti-peluru.

Bus bermesin Rolls Royce itu digunakan oleh mantan PM berjuluk Iron Lady itu saat melakukan kampanye pemilu pada tahun 1983 silam. Bus lapis baja ini digunakan saat Thatcher berkampanye di wilayah konflik Irlandia Utara kala itu.

Bus berwarna coklat itu dipasangi kaca anti-peluru setebal 5 sentimeter. Sementara itu, lantai logam bus memiliki ketebalan 60 sentimeter dan mampu menahan ledakan ranjau.

Bus berkapasitas 36 penumpang tersebut juga dilengkapi dengan sebuah ruang di bagian belakang untuk dipasangi meja kerja.

Tak cuma itu, di bagian langit-langit bus dilengkapi motor yang bisa memompa udara bersih ke kabin bus, apabila terjadi serangan senjata kimia, biologi, bahkan nuklir.

Setelah Thatcher terpilih untuk kedua kalinya, bus tersebut dialihfungsikan untuk membawa penumpang bolak-balik dari Bandara Derry ke Belfast. Bus itu juga pernah dipakai oleh Kepolisian Metropolitan London dan Marinir Kerajaan Inggris di fasilitas riset Kementerian Pertahanan.

Bus berkecepatan 128 km per jam itu dijual oleh pemiliknya sekarang, Nick Mead, dengan harga 25.000 Poundsterling atau sekira Rp481 juta. Nick menjualnya di situs jual beli online CitNOW Trade.

"Ini adalah item militer dan peninggalan sejarah," kata Nick.

"Ini masih bekerja dengan baik, dan meskipun tidak terlihat mulus, siapapun yang berminat dapat memperbaikinya dengan mudah," lanjut Nick.

"Saya membelinya pada tahun 2012 karena kendaraan ini bagus. Sayangnya, mobil ini besar, jelek, jadi saya berniat menjualnya ke pemilik yang lebih baik," ujarnya lagi.

Nick mengatakan, ia bisa saja menjualnya kepada peminat dari Amerika. Namun, ia lebih senang jika bus itu tetap berada di Inggris. (Mirror)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI