Suara.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membeli kapal besar untuk transportasi masyarakat maupun wisatawan Kepulauan Seribu.
"Harus belilah kapal yang lebih besar PK-nya. Kita ingin 12 bulan ini sudah bisa masuk kapal. Kalau ombak lagi besar di sini ya parkir di sana kapalnya. Kan ini ada barat dan timur," ujar Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang biasa disapa Ahok ketika meninjau Pulau Karya, Kepulauan Seribu, Selasa (7/4/2015).
Suami Veronica Tan menambahkan tata kelola transportasi air di Kepulauan Seribu nanti akan seperti konsep pengelolaan bus Transjakarta dengan sistem rupiah per kilometer.
"Bisa seperti konsep busway, ada yang kita operasikan sendiri ada yang kita swastakan. Kita bayar dia kalau di darat, kan rupiah per kilometer, kalau ini (di laut) rupiah per jam. Karena kita gak bisa hitung jarak kapal kan. Kalo lagi ombak besar gimana? Atau jam dengan hitungan tempuh juga jadi ada dua yang dipakai," kata Ahok.
Dengan kapal besar, kata Ahok, perjalanan menjadi lebih cepat.
"Seharusnya ya tahun depan bisa sehingga masyarakat selalu ada kapal. Kalau lagi sepi kan siapa yang operasiin? Makanya (saya mau) kapal numpuk kaya bis. Gak mau mereka jalan pas kosong. Rugi kan kalau beroperasi gak ada penumpang. Makanya lebih baik kami yang bayar, tapi pakai tiketnya itu," kata Ahok.
Sambil menunggu pembelian kapal, pemerintah akan mengoperasikan armada kapal yang dikelola Dinas Perhubungan.
"Operasi kapal yang ada aja dulu. Kita ada sepuluh. Sebenarnya 12, tapi dua lagi masalah," katanya.