Suara.com - Juru bicara tim SAR gabungan Ardi Suntoro mengungkapkan kronologis insiden kecelakaan yang menewaskan anggota Pramuka Kota Bekasi, Rizky Ardan (14), dalam kegiatan uji kenaikan tingkat.
"Sebelum kejadian, regu korban yang berjumlah lima orang memotong jalur kompas yang ditetapkan panitia kegiatan dengan cara menyeberang sungai," katanya di Bekasi, Selasa (7/4/2015).
Menurut dia, inisiatif regu korban untuk memotong jalur menyeberang Sungai Cikeas pada Minggu (5/4/2015) dikarenakan regunya tertinggal rombongan dan berada pada urutan terakhir menuju lokasi perkemahan.
"Sekitar pukul 10.00 WIB, regu korban tertinggal rombongan dan memotong jalan lewat sungai dengan seutas tali pramuka yang diikat ke tubuh mereka sambil memegang tambang yang dibentangkan ke daratan seberang," katanya.
Upaya itu dilakukan regu korban untuk memotong waktu menuju lokasi perkemahan.
"Pihak panitia sudah mengarahkan agar seluruh rombongan melintas di jalur darat. Tidak ada keharusan menyeberang sungai," katanya.
Namun tali pramuka putih berbahan plastik yang diikatkan ke tubuh korban saat menyeberang sungai terlepas akibat adanya ketidaksesuaian antara bobot tubuh dan arus sungai pada saat kejadian.
"Talinya putus dan Rizky hanyut karena tali yang mengikat ke tubuhnya tidak kuat, sementara empat rekan satu regunya berhasil selamat," katanya.
Kondisi itu diketahui Toro saat Tim SAR Gabungan berhasil menemukan dan mengevakuasi jasad Rizky setelah 46 jam dinyatakan hilang.
"Saat kita temukan, jasad korban tersangkut tumpukan bambu tanpa dilengkapi rompi pelampung, hanya pakaian pramuka dan seutas tali yang mengikat tubuhnya," katanya.
Proses evakuasi jasad korban dilakukan oleh empat tim masing-masing dari Lembaga Kemanusiaan Nasional, Basarnas, Relawan Indonesia, dan sejumlah tim relawan dari akademisi.
Hingga kini kejadian itu tengah dalam proses penyelidikan pihak Kepolisian Sektor Jatiasih. (Antara)