Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyampaikan adanya peningkatan jumlah masyarakat miskin di Ibukota dari kurun waktu 2013 hingga 2014.
Dia menyebut peningkatan jumlah warga miskis itu terjadi lantaran diakibatkan dengan adanya kenaikan bbm dan kenaikan harga makanan pokok.
"Jadi begini, kita nih standar kemiskinan 2.500 kalori nah itu dihitung kira-kira Rp450 ribu lah, Rp470 ribu. Ternyata ada kenaikan minyak bbm dan makanan pokok segala macam inflasi naik Rp25 ribu nih langsung orang loncat ke 4 persen," kata dia usai menghadiri rapat paripurna di gedung DPRD, Jakarta Pusat, Senin (6/4/2015).
Bahkan, Ahok memprediksi peningkatan jumlah rakyat miskin bakal naik signifikan di tahun 2015.
"Sebetulnya nanti tahun 2015 ini angka kemiskinan akan lebih tinggi karena DKI akan menggunakan bukan 2.500 kal tapi kebutuhan hidup layak, kebutuhan hidup cukup, kira-kira Rp2,4 juta. Kira-kira kalau Rp2,4 juta ditaruh buat standar yang miskin berapa? Itu kira-kira meningkat dari 4 persen menjadi hampir 20 persen," terang Ahok.
Untuk mengantispasi dampak inflasi tersebut. Dia berencana untuk membangun lebih banyak rumah susun dan pasar rakyat meringankan beban masyarakat Jakarta.
"Berarti ada 20 persen atau 2 juta orang kira-kira yang penghasilannya di bawah 2,4 juta orang-orang itu yang kita sasar mau bikin pasar rakyat, mau bangun banyak rusun supaya mereka bisa diringankan termasuk bantuan KJP (Kartu Jakarta Pintar)," katanya.
Mantan Bupati Belitung Timur itu juga bakal memberikan bantuan kesehatan kepada warga yang berpenghasilan rendah.
"Termasuk bantuan kesehatan kenapa ada RSUD di tiap kecamatan supaya tiap orang yang penghasilan pas-pasan kalo keluarganya dikit ngga habis uang buat transport jadi dia bisa masak di rumah dateng," katanya.
Untuk merelaisasikan program itu. Saat ini Pemprov DKI, katanya, telah mengantongi jumlah warga miskin berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik.