Pelajar Indonesia di Yaman: Suara Bom dan Roket Sudah Biasa

Senin, 06 April 2015 | 06:52 WIB
Pelajar Indonesia di Yaman: Suara Bom dan Roket Sudah Biasa
WNI di Yaman tiba di Bandara Soekarno-Hatta [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mahasiswa Universitas Darul Ulum Syariah, Yaman, Abdulrahman mengaku tak khawatir dengan konflik yang tengah terjadi di negara yang ia tempati. Abdulrahman bahkan sudah terbiasa tinggal di negara yang kian panas oleh pertempuran itu.

"Yang perang emang perang, kadang malam kedengaran suara bom dan peluru, tapi itu sudah bisa menurut mereka, tapi kan kita mendengarnya kayak wah," ujar Abdulrahman kepada Suara.com ketika tiba di Common Lounge, Bandara Soekarno Hatta, Terminal 2, Cengkareng, Minggu (5/4/2015).

Menurut Abdulrahman, di Yaman terdapat tiga kota yang menurutnya paling mencekam, yakni Sana'a, Aden dan Hudaidah.

"Tapi yang paling parah di dua tempat, di Sana'a sama di Aden. Di Hudaidah masih belum perang darat, masih menggunakan pesawat tempur, tapi kalau di Aden sama di Sana'a sudah hancur tempatnya," terang Abdulrahman.

Selain itu dia juga menceritakan kondisi terakhir sebelum ia sampai ke tanah air. Kota Hudaidah dinilai Abdul tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun, menurutnya, sudah ada dua pemerintahan yang berkuasa di kota tersebut.

"Pemerintahan Yaman sudah terbagi menjadi dua, dari pemerintahan yang sah dan juga yang pemberontak, jadi semua sistem negara sudah terpecah, dan sistem pembelajaran sudah di hentikan, jadi meskipun gak begitu gawat mending pulang daripada disana," cerita dia.

Seperti diberitakan, saat ini situasi di Yaman tengah memanas. Pemberontak dengan pemerintah Yaman pun saling melancarkan serangannya dengan roket maupun bom. Mencekamnya keadaan Yaman mendorong pemerintah Indonesia mengevakuasi WNI untuk sementara waktu samapi kondisi disana benar-benar kondusif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI