Suara.com - Sebuah laporan dari lembaga analisis Irak dan Suriah mengungkap kalau Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kini para pemimpinnya sebagian besar adalah para bekas tentara diktator Irak, Saddam Hussein.
Laporan itu mengutip pengakuan dari seorang tentara ISIS yang menggunakan nama samaran Abu Hamza dengan alasan keamanan.
Seperti dilansir dari Independent, Senin (6/4/2015), Abu Hamza yang pernah bergabung dengan pemberontak Suriah mengatakan, kalau mereka kerap menerima perintah dari utusan emir Irak saat berada di medan peperangan.
Dia mengaku pernah membantah salah satu utusan, namun hal itu malah membuatnya ditahan di bawah pengawasan seorang lelaki Irak bertopeng, yang diyakini adalah orang berpengaruh di Irak saat zaman Saddam Hussein.
Dia memang mengaku tak pernah berhasil mengungkapkan identitas para pemimpin ISIS yang berasal dari Irak.
Hal itu disebabkan karena mereka menggunakan kode nama untuk menyembunyikan identitas mereka.
Abu Hamza menyebutkan kalau mereka pernah bekerja sebagai intelijen pemerintahan Saddam dan pasukan dari bekas partai penguasa Irak, Baath.
Kelompok pemimpin ISIS dari Irak ini juga sengaja menempatkan para tentara ISIS dari luar negeri untuk ditugaskan di garis depan peperangan.
Lembaga analis meyebutkan, kalau keterangan Abu Hamza ini menguatkan dugaan kalau pemimipin ISIS di Suriah juga mendapat pengaruh dari wakilnya yang asal Irak, yang sebetulnya merupakan pengambil keputusan.
Mereka juga yang membawa kelompok teror itu semakin ahli di bidang militer dan membawa agenda partai Baath dengan cara menyelundupkan minyak, mirip dengan saat mereka menghindari sanksi ekonomi saat Saddam masih hidup.