Akhirnya Fidel Castro Muncul di Depan Publik

Esti Utami Suara.Com
Minggu, 05 April 2015 | 13:54 WIB
Akhirnya Fidel Castro Muncul di Depan Publik
Kemunculan Fidel Castro setelah 14 bulan menghilang, Sabtu (4/4) waktu setempat. (Reuters/Estudios Revolucion)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah 14 bulan 'menghilang', mantan Presiden Kuba dan ikon revolusioner Fidel Castro melakukan penampilan publik pertamanya pada hari Sabtu (4/4/2015) waktu setempat.

Harian yang dikelola negara, Granma, mengatakan Castro pekan ini bertemu dengan delegasi Venezuela yang diundang ke negeri yang measih mempertahankan ideologi komunis itu.
Granma menerbitkan empat foto di lamannya yang menunjukkan Castro, 88 tahun, duduk di dalam bus atau van dan menyalami para pendukungnya melalui jendela kendaraan.

Castro dengan jenggotnya yang memutih mengenakan pakaian olah raga biru-putih, topi hitam dan alat bantu dengar.

Sejak mundur dari jabatannya pada 2006 karena alasan kesehatan, Bapak revolusi Kuba itu telah menghilang dari publik. Ia terakhir kali muncul pada 8 Januari 2014, ketika menghadiri pembukaan galeri temannya, seorang seniman Kuba. Castro tampak lemah dalam foto yang tidak ditampilkan pada media resmi negara itu.

Granma mengatakan Castro "menyambut, satu per satu dengan tanpa kesulitan, delegasi Venezuela", yang terkesan "dengan kesehatan Castro dan perhatiannya pada detail apa yang terjadi di Venezuela".

Castro sangat dekat dengan mendiang Presiden Venezuela Hugo Chavez, yang memberi Havana pasokan minyak dan membawa ribuan dokter, perawat dan penasihat Kuba. Venezuela saat ini jatuh dalam cengkeraman krisis ekonomi yang mendalam yang antara lain dipicu  oleh jatuhnya harga minyak.

Kuba dan Amerika Serikat akhir tahun lalu mengumumkan pemulihan hubungan bilateral bersejarah, satu dasawarsa setelah memutuskan hubungan diplomatik. Meskipun ada upaya pemulihan hubungan, tidak ada tanda-tanda segera berakhirnya embargo ekonomi Amerika Serikat pada Kuba yang telah berlangsung selama lebih dari lima dasawarsa, di mana Presiden Barack Obama membutuhkan restu dari Kongres yang dikuasai Partai Republik untuk mencabutnya. (Antara/AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI