Suara.com - Cynthia Cheroitich yang berusia 19 tahun menjadi saksi hidup pembantaian kelompok radikal di Universitas College of Garissa. Dia lolos dari maut, Jumat (3/4/2015) kemarin.
Cheroitich bersembunyi saat pembantaian terjadi. Dia di dalam kelas, dan melihat teman-temannya dibantai dengan cara dibacok dan diberondong peluru tajam.
Cheroitich bersembunyi di dalam lemari selama 2 hari. Sabtu (4/4/2015) kemarin dia baru keluar. Bahkan Cheroitich sempat mengabadikan mayat teman-temannya yang tewas bersimbah darah.
"Aku hanya berdoa kepada Tuhan," kata Cheroitich.
Jumat (3/4/2015), kelompok garis keras, Al Shabaab membantai 147 orang di Universitas College of Garissa, Kenya. Serangan ini menjadi yang terburuk di Kenya setelah insiden 1998 di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Nairobi oleh Al Qaeda. Kala itu, sebanyak 213 orang tewas dibantai. (Daily Mail)