Derita Anak Pemulung di Aceh yang Terkena Tumor Ganas

Siswanto Suara.Com
Selasa, 31 Maret 2015 | 16:00 WIB
Derita Anak Pemulung di Aceh yang Terkena Tumor Ganas
Kholid Ferdiansyah (8) menderita tumor ganas (suara.com/Alfiansyah Ocxie)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badannya kurus, memperlihatkan tulang-tulang bagian rusuk. Kedua bibirnya merapat, mengerang, menahan rasa sakit di sekujur tubuh. Sambil terbaring lemas di atas ranjang, Kholid Ferdiansyah, bocah 8 tahun itu, tak kuasa menahan tangis. Air matanya jatuh perlahan, kala kaki kirinya yang membengkak terus berdenyut.

"Sakit," kata Kholid.

Kholid divonis menderita tumor ganas sejak enam bulan lalu. Anak pasangan Ngaidin dan Sri Handayani ini didera tumor setelah terjatuh saat bermain bola di sekolah. Tak lama berselang, muncul benjolan kecil di kaki kiri dan terus membengkak.

"Kaki kirinya kena sepak sama kawannya waktu main bola, kemudian dia kami bawa ke tukang urut di kampung untuk kami obat," kata Ngaidin saat dihubungi suara.com dari Banda Aceh, Selasa (31/3/2015).

Karena kakinya terus membengkak, orang tua Kholid lantas membawanya ke Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat. Saat diperiksa di sana, dokter menyebutkan Kholid mengalami bengkak tulang.

Dokter kemudian merujuk Kholid ke Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh.

Di RSUZA, ia sempat dirawat intensif selama satu bulan. Namun, karena tak kunjung sembuh, orang tua bocah memutuskan untuk melakukan pengobatan jalan. Dua kali bolak-balik setelah perawatan intensif itu, nasib Kholid tak berubah. Kondisi kesehatannya kian memburuk.

Kata Ngaidin, benjolan di kaki kiri anaknya semakin membesar. Saat kaki Kholid terasa sakit pada malam hari, Kholid hanya bisa menangis sampai pagi.

"Kami tidak punya biaya untuk mengobatinya. Dokter bilang kaki kiri anak saya harus dipotong. Saya gak mau dipotong karena masa depannya masih panjang," kata Ngaidin.

Orang tua Kholid yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung, lantas memutuskan tak lagi merawat anaknya di RSUZA. Selain karena alasan tak kunjung sembuh, ekonomi juga menjadi musabab utama, Kholid dirawat di rumah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI