Suara.com - Suherman terbaring lemas di tempat tidur Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Selatan. Pria berusia 49 tahun itu terserang kanker hati sejak 3 bulan lalu.
Selama sakit, dia pernah dirawat di Rumah Sakit Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan. Namun setelah di-USG dan cuci darah, barulah Suherman divonis kena kanker hati.
Suara.com menjenguk Suherman. Sebab kerabat Suherman menyebutkan dia disuruh pulang oleh pihak RS Fatmawati saat kondisinya belum sembuh betul. Suherman adalah peserta BPJS kelas III.
Istri Suherman, Rama sempat menangis begitu suaminya disuruh pulang oleh dokter karena dianggap sudah sembuh. Padahal kondisi Suherman masih terlihat belum sembuh. Bahkan untuk jalan pun sulit.
"Saya sedih, kok belum sembuh mau pulang sih, apalagi dia Sabtu nggak sadar kalau keadaanya kayak gini bagaimana kalau saya disuruh pulang? Saya nagis aja sama kakak saya. Ya dok, saya mohon sama dokter jangan pulang dulu, keadaan suami saya kayak gini. Saya aja ke mana-ke mana nuntun," kata Rama saat ditemui suara.com di ruang perawatannya di Gedung Teratai lantai 5 RS. Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (30/3/2015).
Rama menjelaskan suaminya di rawat di RS Fatmawati sejak Rabu (25/3/2015). Kondisi suaminya sempat membaik, namun Sabtu (28/3/2015) kemarin kembali 'drop'.Namun Rama mengatakan, hari ini suaminya tidak jadi dipulangkan. Dokter langsung memeriksa Suherman.
"Kemarin kan mengedrop sampai hari Sabtu pak rencana bapak mau pulang tapi malah ngedrop. Ya mana tahu. Terus akhirnya tadi dokter bicara, kemungkinan ditunggu sehat tunggu bisa makan, berobat jalan," jelas dia.
Kata dia, kemungkinan suaminya dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) jika kondisinya tidak membaik. "Setelah keluar dari RS sini nanti dikasih obat rawat jalan dan kita perkembangaannya dan kemudian kita kasih rujukn ke RSCM kata dokter," kata dia.
Hanya saja Rama berat hati jika suaminya harus dirujuk ke RSCM. Sebab akses rumahnya ke RS Fatmawati lebih dekat.
"Kedua saya bawa pasien begini keadaanya, rumah sama srumh sakit (RSCM) kan jauh. Kan lebih deket sini. Cuma katanya (dokter) alatnya kurang apa. Bagaimana gitu, di RSCM bisa angkat sakitnya apa bagaimana," keluh Rama sambil menangis.