Suara.com - Pemerintah secara konsisten terus-menerus berupaya menekan dan menangkal berkembangnya pemikiran yang mengarah kepada paham radikal atau intoleran. Upaya itu, antara lain dengan membekali para jamaah haji Indonesia melalui pelatihan manasik haji tentang paham radikal.
Demikian dinyatakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam pernyataan pers, Minggu (29/3/2015).
“Jamaah haji perlu diberi penerangan tentang paham radikal sehingga mereka tidak terpengaruh paham itu,” kata Lukman.
Menurut Menag ibadah haji setiap tahun dihadiri umat muslim dari penjuru dunia, termasuk jamaah haji Indonesia.
“Para jamaah tentu akan berinteraksi, agar tidak disusupi paham radikal, jamaah Indonesia perlu diberi pemahaman tentang paham radikal termasuk juga ISIS (Islamic State Irak and Suriah),” katanya.
Pelatihan manasik bagi jamaah menurut Menag, rutin dilaksanakan untuk memberi pengetahuan serta pembekalan bagi jamah haji.
“Pelatihan manasik digelar 10 kali, tiga kali kantor Kemenag kabupaten/kota, tujuh kali di kantor KUA,” kata dia.
Mengenai kondisi kawasan Timur Tengah yang kini tengah bergejolak, Menag Lukman berharap tidak akan mengganggu penyelenggaraan ibadah haji.
“Kami berharap konflik di kawasan Timur Tengah termasuk di Yaman – negara yang berbatasan dengan Arab Saudi cepat selesai," katanya.