Suara.com - Asosiasi Pilot Internasional menyatakan akan melakukan tes mental terhadap seluruh pilot di dunia. Itu dilakukan untuk mengantisipasi gangguang jiwa pada pilot, seperti yang dialami Kopilot Germanwings, Andreas Lubitz.
Demikian dikatakan Presiden Asosiasi Internasional, Nathan Aman, seperti dikutip dari laman news.com.au, Minggu (29/3/2015).
"Kami ingin memastikan kesehatan mental para pilot," katanya.
"Yang paling penting, seluruh penumpang dapat nyaman dengan pilot yang membawa mereka," lanjutnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kondisi mental pilot memang cukup rentan karena memiliki jam kerja yang berbeda dari orang biasa.
"Jam kerja mereka berbeda. Tidak teratur. Jauh dari rumah. Lebih banyak menghabiskan waktu di udara, dan hotel," katanya.
"Banyak pilot merasa kesepian. Jadi ini perlu ditangani," tegasnya.
Juru bicara Qantas Grup menyambut baik ide ini. Katanya, tes mental akan memberikan kenyamanan pada karyawan dan penumpang.
"Tak cuma pilot, kru dan staf juga perlu mendapatkan konseling dan tes mental," ujarnya.
Seperti diberitakan, Germanwings A320 jatuh lantaran menabrak Pegunungan Alpen, Rabu (25/3/2015) lalu. Sebanyak 150 penumpang, termasuk kru, tewas mengenaskan dalam kejadian itu.
Kopilot Adreas Lubitz diduga menabrakkan pesawat yang dikemudikannya kala itu. Dia diduga mengalami depresi, hingga nekat melakukan perbuatan tragis tersebut.
Saat kejadian, Lubitz diduga tengah sendirian di dalam kokpit. Dia mengunci pintu dan tak mengizinkan kapten masuk ke ruang kemudi.